Louboutin: Wanita Tak Mau Menyerah Pakai Heels

CNN Indonesia
Jumat, 28 Feb 2020 16:45 WIB
Memakai stiletto Christian Louboutin adalah sebuah tantangan berat. Namun, bagi sebagian orang, beauty is pain.
Memakai stiletto Christian Louboutin adalah sebuah tantangan berat. (Thomas SAMSON / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Christian Louboutin adalah salah satu desainer sepatu paling inovatif, berani, dan ikonik. Sol berwarna merah mengkilat yang ada di setiap sepatunya sempat menjadi perseteruan di pengadilan antara ia dan label besar lainnya, Yves Saint Laurent (dan hak paten sol merah dimenangkan oleh Louboutin).

Sepatu-sepatu stileto berhak tinggi yang banyak orang nilai sebagai simbol keseksian itu terkenal dengan ketidaknyamanannya. Sempit di bagian depan, menukik tajam di bagian tengah, dan faktor-faktor lain yang membuat sepatu berhak tinggi milik Christian Louboutin sebuah tantangan berat. Namun, bagi sebagian orang, beauty is pain.

Dalam proses kreativitasnya, Christian Louboutin memang mengaku sepatu yang ia buat tidak harus nyaman.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Orang mengatakan saya adalah raja sepatu yang menyakitkan. Saya tidak ingin membuat sepatu yang menyakitkan, tetapi bukan pekerjaan saya untuk menciptakan sesuatu yang nyaman. Saya mencoba membuat sepatu hak tinggi senyaman mungkin, tetapi prioritas saya adalah desain, kecantikan dan keseksian. Saya tidak menentang hal-hal itu, tetapi kenyamanan bukanlah fokus saya", ujarnya pada Vogue UK.

"Tidak ada sepatu dengan tumit 12cm yang nyaman ... tetapi orang tidak datang kepada saya mencari sepasang sandal," kata Louboutin, yang membantu membawa sepatu hak tinggi kembali ke mode pada 1990-an dan 2000-an, dikutip dari AFP.

Menurutnya, tumit super tinggi dapat membebaskan wanita, yang menegaskan bahwa mengenakan stiletto setinggi enam inci yang menjulang merupakan "bentuk kebebasan".

Sementara beberapa feminis melihat sepatu hak tinggi sebagai perbudakan seksual, Louboutin percaya sebaliknya - bahkan jika hal ini berarti perempuan harus berjalan perlahan dan hati-hati mengenakan kreasi ikoniknya yang bersol merah.


Sisi Seksualitas Sepasang Sepatu

"Menurut saya, fakta bahwa sepatu hak tinggi dilarang, merupakan permainan alam bawah sadar ... ada juga misteri dan sisi fetisistik ... sketsa sederhana sepatu hak tinggi sering dikaitkan dengan seksualitas," tambahnya.

Dan dia bersikeras bahwa seni sepatu bukan hanya tentang membuat tumit semakin tinggi.

"Wanita tidak mau menyerah dengan mengenakan sepatu hak tinggi," kata perancang itu kepada AFP sebelum "The Exhibitionist", retrospektif dari kariernya selama 30 tahun, dibuka di museum Paris, Rabu (26/2).

Christian LouboutinChristian Louboutin. (Tonje THORESEN / AFP)

Di sana, Christian Louboutin menyambut para undangan di pameran sepatunya yang pertama di kota Paris, yang berlokasi di Palais de la Porte Dorée, sebuah museum di Arrondissement 12. Terkenal dengan akuarium terbesar di kota ini, di sin ketertarikan Christian Louboutin ketika masih kecil, dimana ia melihat papan pengumuman larangan memakai sepatu berhak tinggi karena alasan keamanan di alam museum, sebuah papan yang memuat siluet sepatu hak tinggi yang disilang dengan garis tebal warna merah.

Louboutin juga menganggap tanda larangan yang ada di pintu museum itu berjasa karena telah membawanya ke dalam "alam semesta penuh lekukan" yang membentuk sensibilitasnya pada karya-karyanya.

Sorotan lain dari pamerannya, yang berlangsung hingga 28 Juli, adalah hologram sepatu yang berubah menjadi bintang Burlesque Dita Von Teese serta serangkaian citra  Louboutin yang dikenakan model telanjang yang diambil oleh sutradara film Amerika David Lynch.


Menurutnya, sepatu-sepatu itu tidak dimaksudkan untuk dipakai sepanjang waktu, tetapi sepatu hak super tinggi ini memungkinkan wanita untuk mengekspresikan diri dan melepaskan diri dari norma-norma yang menghancurkan.

"Menjadi seorang wanita juga berarti tentang menikmati kebebasan seseorang untuk menjadi feminin jika Anda mau. Mengapa meninggalkan (sepatu hak tinggi) ketika Anda bisa memilikinya dan juga sepatu flat," katanya.

Rak sepatu para fashionista mungkin tidak lengkap tanpa sepasang Pigalle Follies sepuluh sentimeter berwarna hitam, ataupun jika lebih berani, So Kate, sepatu berhak 12 sentimeter yang dinamai menurut supermodel Kate Moss, yang berbahan kulit patent hitam mengilat.

Namun mereka yang memakainya tahu, bahwa sepatu-sepatu yang cantik itu tidak hanya mahal (di Jakarta sepatu itu dibanderol seharga Rp10,5 juta), namun juga memerlukan latihan dan sedikit bakat untuk memakainya. (chs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER