IDI Sebut Obat Saat Ini Hanya Melemahkan Virus Corona

CNN Indonesia
Minggu, 01 Mar 2020 16:38 WIB
Ketua PB IDI, Muhammad Adib Khumaidi, mengatakan metode pengobatan virus corona masih mirip dengan penanganan influenza.
Ketua PB IDI, Muhammad Adib Khumaidi, mengatakan metode pengobatan virus corona masih mirip dengan penanganan influenza. (CNN Indonesia/Melani Putri)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sampai saat ini pengobatan yang dilakukan para dokter terhadap pasien penyakit covid-19 akibat infeksi virus corona (Sars CoV-2) diduga belum bisa mematikan virus tersebut. Hal itu dilakukan karena sampai saat ini vaksin virus itu belum ditemukan.

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Muhammad Adib Khumaidi, mencontohkan peristiwa yang terjadi di Jepang. Seorang pasien infeksi virus corona di Negeri Sakura sempat dinyatakan sembuh dan dibolehkan pulang.


Tidak lama kemudian dia kembali jatuh sakit. Ternyata setelah didiagnosa, virus corona masih bersarang di tubuh pasien tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada kemungkinan begitu, virusnya kan kita lemahkan, bukan kita matikan, kemungkinan saat masa pengobatan itu virusnya lemah makanya tidak ada gejala," kata Adib dalam acara bincang-bincang 'Belajar Dari Corona, si Penyakit Mematikan' di Hotel Santika, Jakarta Sabtu (29/2).

Adib mengatakan virus Sars CoV-2 yang belum ditemukan vaksinnya ini merupakan virus influenza yang bermutasi. Maka dari itu pengobatan yang diberikan untuk meredakan gejala flu, bukan untuk membunuh virus.

"Vaksinnya kan belum ada, jadi selama ini pengobatannya itu untuk meredakan gejala yang ditimbulkan seperti demam dan pneumonia, bukan untuk membunuh virusnya," ucapnya.

[Gambas:Video CNN]

Gejala terserang virus corona secara umum menimbulkan beberapa gejala seperti demam tinggi di atas 38 derajat, flu berat hingga gangguan pernapasan.

Penelitian terbaru menunjukkan infeksi virus corona yang tengah mewabah COVID-19 (Coronavirus disease 2019) mirip dengan Human Immunodeficiency Virus atau HIV dan Ebola.

Studi yang dilakukan ilmuwan China dan Eropa menemukan bahwa virus corona memiliki mutasi serupa HIV yang artinya punya kemampuan untuk mengikat sel manusia 1.000 kali lebih kuat dibandingkan Sars atau sindrom pernapasan akut parah.

Mutasi gen dalam virus corona menghasilkan pembelahan yang membuat lonjakan protein jumlah virus di dalam tubuh dan mengikat sel, sama seperti mekanisme yang terjadi pada HIV. Sedangkan Sars memasuki tubuh manusia dengan mengikat protein reseptor pada membran sel.


Metode virus corona baru ini mengikat sel 100 hingga 1.000 kali lebih kuat dibandingkan Sars.

Total korban meninggal akibat wabah virus corona mencapai 2.924 orang. Sementara itu, setidaknya telah terkonfirmasi 85.182 orang yang terjangkit virus tersebut.

Dari jumlah positif terinfeksi, terdapat 39.524 kasus yang dinyatakan sembuh. (mel/ayp)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER