Studi: Bayi yang Susah Tidur Punya Risiko Gangguan Kecemasan

CNN Indonesia
Senin, 23 Mar 2020 06:15 WIB
Gangguan tidur pada bayi bisa jadi pertanda awal seorang anak berisiko mengalami gangguan kecemasan. Karena itu, antisipasi kondisi tersebut sejak awal.
Ilustrasi: Gangguan tidur pada bayi bisa jadi pertanda awal seorang anak berisiko mengalami gangguan kecemasan. (Foto: Istockphoto/encrier)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bayi yang memiliki gangguan tidur, seperti sulit tidur tanpa orang tua atau sering terbangun pada malam hari barangkali terdengar biasa. Namun, jangan pernah menyepelekan pertanda tersebut.

Studi terbaru menunjukkan bayi dengan gangguan pola tidur berisiko lebih tinggi untuk mengalami kecemasan dan masalah emosional saat masa kanak-kanak.

Hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal Archives of Disease in Childhood ini didapat setelah peneliti menganalisis 1.507 ibu dan anak pertama mereka. Peneliti mendapat satu dari lima bayi mengalami masalah tidur yang berat dan konsisten selama satu tahun pertama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Banyak bayi bangun cukup sering, di tiga bulan pertama dan itu normal. Namun, kami menemukan bahwa sekitar 19 persen benar-benar memiliki masalah tidur yang persisten dan parah yang menyusahkan di tahun pertama," jelas pemimpin peneliti dari Murdoch Children's Research Institute, Fallon Cook, dikutip dari CNN.


Menurut Cook, bayi dengan gangguan tidur biasanya kerap terbangun tiga kali atau lebih pada malam hari bahkan saat sudah memasuki usia 12 bulan. Bayi-bayi itu juga membutuhkan waktu hingga satu jam untuk tertidur dan gelisah saat terbangun.

Penelitian tersebut meminta para ibu untuk mendeskripsikan pola tidur bayi pada usia tiga bulan, enam bulan, sembilan bulan, dan 12 bulan. Para Ibu juga ditanyai tentang kesehatan mental anak mereka pada usia empat dan 10 tahun untuk menilai kecemasan dan kesehatan mental.

Dari semua bayi yang diteliti, sebanyak 25 persen bayi dikategorikan tidak memiliki masalah pola tidur, 56 persen memiliki masalah tidur sedang, dan 19 persen memiliki gangguan tidur.

Studi: Bayi yang Susah Tidur Punya Risiko Gangguan KecemasanFoto: dagon_/Pixabay


Hasilnya, bayi dengan gangguan tidur yang berat tiga kali lebih mungkin memiliki gejala atau masalah emosional saat berusia empat tahun. Mereka juga dua kali lebih mungkin untuk memenuhi kriteria diagnostik gangguan emosi saat berusia 10 tahun dibandingkan dengan bayi yang tidak memiliki masalah tidur.

"Bayi-bayi (dengan gangguan tidur) ini lebih cenderung mengalami gejala kecemasan yang meningkat, ketakutan akan cedera fisik, dan kecemasan yang meningkat secara keseluruhan daripada bayi yang menetap (tidak memiliki masalah tidur)," temuan penelitian ini.

Peneliti menyarankan orang tua dan pengasuh agar membantu memperbaiki pola tidur pada anak untuk mencegah masalah kesehatan mental di kemudian hari.

"Kita perlu melihat lebih jauh apa yang terjadi di rumah. Orang tua dapat mencoba mencari bantuan secara online, teman atau keluarga, tetapi untuk beberapa bayi itu tidak akan berhasil. Jadi, bicarakan dengan dokter. Ini bisa mengubah kehidupan keluarga agar bayi tidur sedikit lebih baik," kata Cook.

[Gambas:Video CNN]

(ptj/nma)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER