Distorsi dan Detail Tabrak Motif Sapto Djojokartiko

CNN Indonesia
Minggu, 15 Mar 2020 04:45 WIB
Koleksi teranyar desainer Sapto Djojokartiko fokus pada distorsi-distorsi yang cantik. Beragam motif bordir dan sulam saling bertabrakan di atas sehelai kain.
Ilustrasi. Koleksi teranyar desainer Sapto Djojokartiko fokus pada distorsi-distorsi yang cantik. (CNN Indonesia/Elise Dwi Ratnasari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Konsisten menghadirkan karya, desainer Sapto Djojokartiko merilis koleksi anyar Fall/Winter 2020. Meski tak dibalut dalam gelaran peragaan busana, Sapto merilis karyanya bersamaan dengan pembukaan flagship store pertamanya di Plaza Senayan, Jakarta.

Kali ini, Sapto terinspirasi dari pelukis asal Austria, Egon Schiele. Schiele dikenal sebagai salah satu pelukis ekspresionis kelas kakap pada era awal abad 20. Penuh distorsi dan ekspresif. "Ugly, but beautiful," ujar Sapto usai konferensi pers di Sapori Deli, Fairmont Hotel, Jakarta, Rabu (11/3).

Dalam lukisan-lukisannya, Schiele banyak memberikan detail yang penuh distorsi. Namun, tak serta merta menjiplak karya-karya sang pelukis. Semangat distorsi ini lah yang diambil Sapto untuk karya anyarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau kita liat satu piece [busana], kita [beri] distorsi [di] bagian tangan, bentuknya dibuat lebih. Terjemahannya ke sesuatu yang enggak kelihatan, bukan cuma pola," jelas Sapto.

Dalam koleksi teranyarnya ini, Sapto menghadirkan 125 looks. Sebanyak 20 persen di antaranya merupakan busana pria.

Palet warna yang dihadirkan di koleksi ini terlihat lebih 'bold'. Tengok saja warna-warna yang hadir seperti caviar, charcoal, onyx, indigo, silent yellow, juga cayenne. Siluet-siluetnya dibuat sederhana dan wearable seperti luaran, celana palazo, kemeja, tunik, dan dress.

Yang cukup mencuri perhatian adalah detail busana. Detail berupa bordir dan sulaman di atas kain membuat Anda langsung tahu bahwa apa yang ada di depan mata adalah karya hasil tangan dingin Sapto. Beragam bordir dan sulaman itu diaplikasikan di atas kain organza, fleece, dan kain-kain ringan yang terkesan transparan.

Detail berupa bordir dan sulam yang diaplikasikan pada kain tipis dalam koleksi terbaru Sapto Djojokartiko. (CNN Indonesia/Elise Dwi Ratnasari)

Tak sembarang bordir yang dihadirkan. Selayaknya Sapto, dia kembali menghadirkan motif bordir dan sulam khas Indonesia. Namun, dalam koleksi anyarnya ini, Sapto mencoba hal baru dengan mencampur dan membuat konsep tabrak motif. Dalam satu look, Anda bisa menemui lebih dari satu motif di sana.

"Motif kami terjemahkan jadi sulam, bordir. Secara enggak sengaja jadi kekhasannya," imbuhnya.

Tengok saja satu look yang hadir dengan motif modang atau yang biasa ada di kain lilitan dada pengantin Jawa. Motif itu dipadu dengan motif tumpal yang biasa ada di pinggir kain. Ada pula motif ikat ala Sumba yang ditabrakkan dengan motif geometris.

Tak hanya bermain sulam dan bordir, Sapto juga tampil berani dengan permainan manik-manik. Sebuah look bahkan tampil dengan manik-manik pada hampir ke seluruh busana dan membentuk motif tertentu.

[Gambas:Video CNN]

(els/asr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER