Jakarta, CNN Indonesia -- Konsisten menghadirkan karya, desainer
Sapto Djojokartiko merilis koleksi anyar
Fall/Winter 2020. Meski tak dibalut dalam gelaran peragaan
busana, Sapto merilis karyanya bersamaan dengan pembukaan flagship store pertamanya di Plaza Senayan, Jakarta.
Kali ini, Sapto terinspirasi dari pelukis asal Austria, Egon Schiele. Schiele dikenal sebagai salah satu pelukis ekspresionis kelas kakap pada era awal abad 20. Penuh distorsi dan ekspresif. "
Ugly, but beautiful," ujar Sapto usai konferensi pers di Sapori Deli, Fairmont Hotel, Jakarta, Rabu (11/3).
Dalam lukisan-lukisannya, Schiele banyak memberikan detail yang penuh distorsi. Namun, tak serta merta menjiplak karya-karya sang pelukis. Semangat distorsi ini lah yang diambil Sapto untuk karya anyarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau kita liat satu
piece [busana], kita [beri] distorsi [di] bagian tangan, bentuknya dibuat lebih. Terjemahannya ke sesuatu yang enggak kelihatan, bukan cuma pola," jelas Sapto.
Dalam koleksi teranyarnya ini, Sapto menghadirkan 125
looks. Sebanyak 20 persen di antaranya merupakan busana pria.
Palet warna yang dihadirkan di koleksi ini terlihat lebih '
bold'. Tengok saja warna-warna yang hadir seperti c
aviar, charcoal, onyx, indigo, silent yellow, juga
cayenne. Siluet-siluetnya dibuat sederhana dan
wearable seperti luaran, celana palazo, kemeja, tunik, dan
dress.
Yang cukup mencuri perhatian adalah detail busana. Detail berupa bordir dan sulaman di atas kain membuat Anda langsung tahu bahwa apa yang ada di depan mata adalah karya hasil tangan dingin Sapto. Beragam bordir dan sulaman itu diaplikasikan di atas kain organza,
fleece, dan kain-kain ringan yang terkesan transparan.
 Detail berupa bordir dan sulam yang diaplikasikan pada kain tipis dalam koleksi terbaru Sapto Djojokartiko. (CNN Indonesia/Elise Dwi Ratnasari) |
Tak sembarang bordir yang dihadirkan. Selayaknya Sapto, dia kembali menghadirkan motif bordir dan sulam khas Indonesia. Namun, dalam koleksi anyarnya ini, Sapto mencoba hal baru dengan mencampur dan membuat konsep tabrak motif. Dalam satu
look, Anda bisa menemui lebih dari satu motif di sana.
"Motif kami terjemahkan jadi sulam, bordir. Secara enggak sengaja jadi kekhasannya," imbuhnya.
Tengok saja satu
look yang hadir dengan motif modang atau yang biasa ada di kain lilitan dada pengantin Jawa. Motif itu dipadu dengan motif tumpal yang biasa ada di pinggir kain. Ada pula motif ikat ala Sumba yang ditabrakkan dengan motif geometris.
Tak hanya bermain sulam dan bordir, Sapto juga tampil berani dengan permainan manik-manik. Sebuah look bahkan tampil dengan manik-manik pada hampir ke seluruh busana dan membentuk motif tertentu.
[Gambas:Video CNN] (els/asr)