Maskapai Vietnam Tawarkan Asuransi Corona yang Kontroversial

CNN Indonesia
Kamis, 26 Mar 2020 14:03 WIB
Salah satu maskapai Vietnam siap beri asuransi bernilai ratusan juta jika penumpangnya positif virus corona.
Ilustrasi pesawat terbang. (Hans/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketika semakin banyak maskapai besar di seluruh dunia yang menghentikan penerbangan akibat virus corona, salah satu maskapai penerbangan berbiaya murah di Vietnam menawarkan pendekatan yang sangat berbeda.

Vietjet telah meluncurkan polis asuransi bernama "SKY COVID CARE" yang memungkinkan penumpang mengklaim hingga 200 juta dong Vietnam (sekitar Rp139 juta) jika mereka terinfeksi virus saat bepergian dalam salah satu penerbangannya.

Tujuan kebijakan tersebut, yang tidak dikenai biaya dan mencakup semua penerbangan domestik antara 23 Maret dan 30 Juni 2020, adalah untuk membantu "memberikan jaminan untuk penumpang," menurut maskapai, seperti yang dikutip dari CNN Travel pada Kamis (26/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pernyataan resmi, Vietjet mengatakan siap membayar "puluhan miliar dong Vietnam" untuk memastikan bahwa pelanggannya merasa nyaman saat bepergian selama krisis yang sedang berlangsung.

"Keselamatan dan kesehatan penumpang dan awak kabin mendapat perlindungan utama terhadap semua risiko penyakit," demikian bunyi pernyataan di situs resmi Vietjet.

"Dengan asuransi ini, penumpang berhak atas pertanggungan asuransi dan manfaat dari Vietjet dalam waktu 30 hari mulai pukul 00.01 dari tanggal penerbangan, terlepas dari bagaimana penumpang terinfeksi penyakit tersebut."

Wajib patuh aturan

Agar memenuhi syarat untuk pertanggungan, pelanggan harus memberikan "semua informasi sesuai dengan syarat dan ketentuan Vietjet" saat memesan tiket serta "mematuhi semua peraturan tentang pencegahan dan pengendalian penyakit dari Vietjet, Kementerian Kesehatan, dan pihak berwenang."

Asuransi ini mengesampingkan penumpang yang telah dinyatakan positif terkena virus corona atau telah melanggar peraturan, seperti larangan bepergian atau karantina yang direkomendasikan, yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Vietnam atau otoritas pemerintah lainnya.

Mereka dengan "epilepsi atau masalah kesehatan mental" juga tidak memenuhi syarat, begitu juga dengan orang yang mengirimkan informasi pribadi yang salah.

Untuk mengajukan klaim, penumpang harus memberikan bukti bahwa mereka telah dites positif terkena virus corona (tunduk pada tes yang disetujui oleh Departemen Kesehatan Vietnam) dan bukti bahwa mereka dirawat "di rumah sakit atau di pusat kesehatan resmi yang terletak di wilayah Vietnam."

Pada 25 Maret, Kementerian Kesehatan Vietnam telah mengkonfirmasi total 134 kasus di negaranya.

Ini bukan pertama kalinya maskapai - yang terbang ke sekitar 13 tujuan domestik dan tujuh tujuan internasional, membuat berita sarat kontroversi.

Pada tahun 2012, Vietjet didenda 40 juta dong (sekitar Rp40 juta) oleh Otoritas Penerbangan Sipil Vietnam (CAAV) karena "menimbulkan risiko keselamatan terhadap penerbangan", setelah sekelompok kontestan kecantikan yang mengenakan bikini mengenakan atasan menari di atas pesawat yang sedang terbang tanpa izin.

Sementara banyak negara telah membatasi penerbangan dari luar negeri, Vietnam belum menutup perbatasannya untuk penerbangan internasional, meskipun telah melarang masuknya negara-negara tertentu.

[Gambas:Video CNN]

(ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER