Jakarta, CNN Indonesia -- Ketika mantap memutuskan untuk jadi pengusaha, Rara tak mau setengah-setengah. Ia nekat meninggalkan pekerjaannya sebagai karyawan IT dan terjun langsung untuk membuka Valv Coffee di Palangka Raya.
Sejak awal, Rara memiliki konsep ikut berkontribusi dalam perputaran ekonomi lokal serta mengurangi pemakaian plastik. Ia sengaja memilih penyuplai kecil untuk kedai kopinya, juga berkolaborasi dengan roaster lokal.
Begitu pun soal pelanggan. Ia tak pernah membedakan, baik pelanggan biasa maupun mitra pengemudi GrabFood, bahkan tak segan memberi lebih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mitra pengemudi yang menghubungkan Valv Coffee kepada lebih banyak pelanggan akan mendapat kopi gratis. Rara juga memberikan tas yang bisa dipakai berulang kali untuk mengambil pesanan berikutnya.
"Siapa pun yang datang dan pesan, boleh duduk. Pelanggan yang bawa tumblr sendiri dikasih diskon 25 persen," ujar Rara seraya menambahkan tas yang dibawa mitra pengemudi bisa ditukar dengan yang baru jika sudah usang.
Selain itu, Rara bekerja sama dengan LSM setempat. Ia menyediakan ruang untuk digunakan sebagai tempat bertemu atau berdiskusi tentang berbagai hal, misalnya kekerasan dalam rumah tangga. Tak sedikit pula komunitas seni lokal yang unjuk kreasi di Valv Coffee.
Keinginan Rara selanjutnya, membuka cabang di semua provinsi. Bukan hanya untuk bertransaksi jual beli, ia bermimpi melahirkan ekosistem yang berdampak untuk masyarakat.
"Bayangin, dulu saya karyawan, kini mempekerjakan tadinya enam orang jadi 12 orang. Punya business resource dan unit suplai kopi," kata Rara optimis.(rea)