Jumat Agung, Memaknai Cinta Yesus Lewat Wafat dan Salib

CNN Indonesia
Jumat, 10 Apr 2020 08:38 WIB
Jumat (10/4), umat Katolik di seluruh dunia akan merayakan Jumat Agung, saat di mana Yesus dijatuhi hukuman mati di kayu Salib.
Jumat (10/4), umat Katolik di seluruh dunia akan merayakan Jumat Agung atau Jumat suci.(ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani)
Jakarta, CNN Indonesia -- Jumat (10/4), umat Kristiani di seluruh dunia akan merayakan Jumat Agung. Jumat Agung merupakan bagian dari Tri Hari Suci Paskah setelah Kamis Putih dan akan diikuti dengan Paskah. 

Jumat Agung lekat dengan salib dan kematian sebab Yesus menyerahkan nyawanya di kayu salib. Usai dijatuhi hukuman mati oleh Pontius Pilatus, Yesus memanggul sendiri salib-Nya ke bukit tengkorak atau Golgota. Dia memanggul salibnya dalam kondisi penuh luka dan hampir hilang tenaga. Puncaknya adalah saat Dia wafat.

Dalam laman resmi Komisi Kateketik Konferensi Waligereja Indonesia (Komkat KWI), Romo Fransiskus Emanuel da Santo, sekretaris Komkat KWI menuliskan dulu di zaman Romawi salib adalah hukuman yang sangat berat. Hanya mereka yang dinilai melakukan kejahatan berat yang disalib termasuk kejahatan pemberontakan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan buat orang Yahudi, salib berarti penghinaan.


Hukuman penyaliban memungkinkan terdakwa dipertontonkan pada khalayak ramai. Barangkali ini mirip dengan hukuman pancung di masa kolonial Belanda.

Akan tetapi, lanjut Fransiskus, buat Yesus, salib justru jadi wujud tanggung jawab akan perutusan Bapa. Meski Yesus adalah putera Bapa, tapi bukan berarti Dia mendapatkan hak istimewa. Melalui penyaliban, ada wujud nyata penyertaan Yesus akan situasi hidup manusia yang paling tidak menyenangkan, menyakitkan dan tak berdaya.

"Bahkan  dengan salib-Nya Ia menanggung dan menebus dosa manusia. Itulah salib yang Yesus terima dengan rela. Sebagai ungkapan cinta-Nya kepada Bapa dan kepada manusia, cinta yang tuntas, cinta yang sampai sehabis-habisnya. Cinta sampai menderita," tulis Fransiskus.


Fransiskus pun mengajak umat Kristiani merenung akan cinta Tuhan yang besar. Salib akan menguatkan orang untuk saling menolong dan solider.

Dalam perayaan Ekaristi Jumat Agung, Kristus sang domba Paskah akan dikorbankan (1 Kor 5:7). Gereja merenungkan penderitaan Yesus, menghormati salibNya, mengenangkan kembali kelahirannya dan mendoakan keselamatan seluruh dunia.

Titik sentral Ekaristi Jumat Agung adalah penyembahan dan penghormatan Salib Kristus.

Sebelum mengenang wafat Yesus, umat Katolik akan mengenang perjamuan terakhir Yesus bersama para murid. Perayaan ini disebut dengan Kamis Putih. Ini jadi semacam makan malam terakhir Yesus sekaligus ucapan perpisahan dari-Nya. Namun perayaan ini tak melulu soal perpisahan, justru perjamuan terakhir jadi kesempatan Yesus mengajarkan para murid untuk saling melayani.


Kamis Putih kembali mengingatkan umat bahwa seorang yang disebut-sebut sebagai Guru atau anak Allah mau mencuci kaki murid-murid-Nya.  

"Dalam keheningan malam ini, kita mempersatukan diri kita, keluarga kita, hidup kita bersama Yesus dalam perjamuan bersama-Nya, kita pun mohon rahmat dan berkat-Nya agar walau dalam kerinduan tanpa batas kita boleh bersama menikmati perjamuan Tuhan, perjamuan kasih, perjamuan keselamatan," tutup Fransiskus. (els/chs)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER