Jakarta, CNN Indonesia -- Di pasar basah terbesar di kota Wuhan, China, terlihat tanda larangan penjualan hewan liar dan unggas hidup serta terdengar pengumuman dari pengeras suara yang menyerukan "kemenangan" kota atas COVID-19.
Pasar basah di China telah mendapat sorotan internasional akibat virus corona merajalela di dunia, dengan penyakit yang diduga muncul pada akhir tahun lalu dari kios-kios yang menjual hewan hidup di Wuhan.
Pemerintah sejak itu melarang penjualan satwa liar untuk konsumsi, tetapi pembukaan kembali pasar telah menuai kritik dari penjuru dunia ketika jumlah korban tewas akibat pandemi terus meningkat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ikut ditutup selama kota Wuhan dikunci (
lockdown) hingga 8 April 2020, pasar kota itu sekarang berjuang untuk bertahan hidup karena pelanggan belum lagi datang.
"Tak perlu lagi dipertanyakan, kami rugi besar tahun ini," kata penjual rempah-rempah Yang, yang mengelola sebuah kios di pasar grosir besar Baishazhou, kepada AFP.
"Sebelumnya pasar kami tidak pernah sepi."
Yang, yang penjualannya turun sepertiga dari sebelum penutupan, menepis kritik terhadap pasar dan menyebut hal tersebut sebagai "kepanikan yang tidak perlu".
Satu pasar tetap ditutup: Huanan Seafood Market (Pasar Makanan Laut Huanan) yang menjual berbagai satwa liar yang eksotis, dan diduga merupakan tempat lahirnya virus yang melompat dari hewan ke manusia.
Pasar basah adalah tempat populer untuk membeli daging segar, sayuran, dan ikan berharga terjangkau di seluruh Asia.
Sebagian besar tak menjual hewan hidup, meskipun ada juga yang melakukannya.
Selama kunjungan ke tiga pasar Wuhan minggu ini, AFP melihat penyu, katak, ikan, dan udang dijual, tetapi tidak ada unggas atau mamalia yang dituduh menyebarkan virus corona.
Pemilik kios di Baishazhou mengatakan mereka sekarang diharuskan mendisinfeksi kios beberapa kali dalam sehari.
Yang menyimpan beberapa botol desinfektan di kantor kecilnya, di samping sekotak masker.
Namun demikian, Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan pada minggu ini bahwa keputusan untuk membuka kembali pasar basah sangat "tidak terduga".
"Kita perlu melindungi dunia dari sumber potensial virus ini," katanya kepada TV Australia.
Spesialis medis untuk pemerintah Amerika Serikat, Anthony Fauci, mengatakan kepada Fox News awal bulan ini bahwa pasar basah harus ditutup "segera."
 Ikan segar yang dijual di Pasar Baishazhou, Wuhan, China. (AFP/HECTOR RETAMAL) |
Rugi besarMedia Global Times yang dikelola pemerintah "membela" eksistensi pasar basah China pada hari Selasa (14/4), dan menyebut bahwa permintaan penutupan adalah "tindakan konyol".
Sementara itu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pemerintah harus melarang penjualan satwa liar eksotis dan menegakkan peraturan keamanan pangan, namun belum menyerukan agar pasar basah ditutup.
Para pedagang di pasar Wuhan mengatakan bahwa sewa yang tidak terjangkau dan efek yang tersisa dari penutupan kota adalah masalah yang lebih mendesak daripada ancaman penularan.
"Bisnis sangat buruk," kata Zhang Zhizhen, seorang penjual daging bebek di pasar Lanling.
"Itu karena epidemi - masih sangat sedikit orang di jalanan."
Sebagian besar penjual pasar Wuhan yang berbicara kepada AFP mengatakan mereka tidak pernah menjual hewan liar.
Tetapi di Pasar Tiansheng di kota itu, dua penjual hewan air tawar, yang menolak untuk menyebutkan nama mereka, mengatakan bahwa mereka harus berhenti menjual katak dan penyu jenis tertentu karena aturan baru.
"Ini jelas mempengaruhi penghasilan kami, tetapi kami harus mengatasinya. Itu tidak bisa dihindari," kata seorang penjual.
Lalu lintas pengunjung yang rendah di pasar, yang kini hanya dibuka satu pintu lengkap dengan pemeriksaan kesehatan, menjadi kekhawatiran utama mereka.
"Kami tidak tahu apakah kami bisa bertahan," kata penjual lainnya.
"Apakah kamu melihat seseorang pembeli di sini?"
Persaingan dengan supermarketSebagian warga Wuhan mengatakan isu kotor atau kesehatan bukan alasan utama mereka beralih ke supermarket, melainkan soal kenyamanan berbelanja.
Seorang pembeli di supermarket berusia 40 tahun yang bermarga Chen mengatakan kepada AFP bahwa menurutnya makanan di pasar basah tetaplah "yang terbaik dan termurah".
Dia menolak kritik bahwa pasar China tidak higienis, dengan mengatakan itu "tidak benar."
"Barang-barang mereka selalu segar," katanya.
Orang-orang di China secara tradisional lebih suka membeli makanan segar - bukan makanan beku atau kemasan - meskipun supermarket berlomba-lomba "mencuri" konsumen dalam beberapa tahun terakhir.
Pada 2019, mayoritas orang China mengatakan mereka lebih suka berbelanja di supermarket dibandingkan dengan toko makanan jenis lain, menurut perusahaan riset China iiMedia.
"Ada lebih banyak barang di supermarket," kata Jiang Yonghui, seorang warga Wuhan berusia 20 tahun, kepada AFP.
"Saya rasa tidak ada perbedaan kebersihan."
[Gambas:Video CNN] (ard)