Akurnya Arsitektur Islam, Yahudi, Kristen di Madrasah Spanyol

CNN Indonesia
Minggu, 03 Mei 2020 03:27 WIB
Granada, Spain - September 25, 2019: Tourists walk in Calle Oficios (La Lonja square), lined with historic buildings of Capilla Real (Royal Chapel) and Palacio de la Madraza (Madrasah school)
Madrasah al-Yusufiyya di Granada, Spanyol. (iStock/efesenko)
Jakarta, CNN Indonesia -- Madrasah al-Yusufiyya atau Madrasah Granada berlokasi di Calle Oficios, Spanyol, dan merupakan pusat studi sederhana yang menjadi cikal bakal Universitas Granada. Umurnya kurang lebih 800 tahun.

Kota Granada seakan menjadi pertemuan umat beragama. Keberadaan madrasah bersanding dengan gereja di sini. Wisatawan atau peziarah saling bertemu, menggali memori berbeda dalam satu bangunan yang sama.

Madrasah al-Yusufiyya - yang dikenal juga dengan sebutan Madrasah Nasriyah, dibangun sejak era Dinasti Nasrid (1238-1492). Nama itu dinisbatkan kepada dinasti yang berkuasa saat itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari Alif.id, lulusan Madrasah al-Yusufiyya termasuk para ulama sekaliber Abu Ishaq as-Shathibi (d. 1388), Abdrrahman ibnu Khaldun (d. 1406), Ibnu Marzuq (d. 1379), Ibnu al-Khatib (d. 1374) dan cendekiawan terkemuka Andalusia lainnya yang pernah singgah dan mengampu ilmu di sini.

Seperti halnya Baytul Hikmah di Bagdad, Madrasah Yusufiyya juga menjadi pionir sekaligus pusat keilmuan yang mencakup berbagai studi baik filsafat, teologi, kedokteran, hukum, astronomi, geometri, mekanik, matematika, musik, tasawuf, politik juga sastra.

Banyak para ilmuwan yang datang dari kota-kota kecil di seantero Andalusia yang mulai dikuasai kerajaan Katolik untuk belajar di sini.

Bisa dikatakan, madrasah ini sebagai madrasah tandingan atas madrasah-madrasah lain di dunia Islam saat itu.

Madrasah al-Yusufiyya kini menjadi bagian dari Universitas Granada, dan dikelola oleh pihak kampus yang dijadikan sebagai sebuah museum.

Arsitektur Mudejar

Beberapa manuskrip kuno terpampang di salah satu eksibisi ruang terdepan madrasah. 'Tales of the Alhambra', buku karya Washington Irving, seorang penulis, esais, sejarawan, dan juga diplomat Amerika, menjadi pemandangan awal ketika memasuki bangunan madrasah.

Seni dekorasi madrasah ini sungguh memukau, marmer berwarna putih dengan hiasan muqarnas (motif Persia) merah dan emas menjadi bagian paling inti.

Karakter arsitektur bergaya Mudejar sangat kental di lantai kedua madrasah. Lantai dua difungsikan sebagai aula yang dipakai untuk acara-acara tertentu.

Seni arsitektur Mudejar biasa dikenal dengan seni dekorasi periode Post-Islamic Christian Iberia yang banyak dipengaruhi oleh seni dekorasi Islam.

Terma ini juga kerapkali merujuk kepada kelompok Muslim yang masih ada di semenanjung Iberia setelah peristiwa Reconquista dan turut terlibat dalam membangun peradaban baru di bawah kekuasaan Kristen.

Gaya arsitektur Mudejar membentang luas di bangunan-bangunan lama Spanyol, khususnya di kawasan Andalusia dari mulai abad 13 sampai 15 M.

Granada, Spain - October 4, 2013: Interior of the Madrasah of Granada, mosque school founded in 1349 by Yusuf I. Currently its part of the University of GranadaInterior yang dipercantik dengan muqarnas ruangan di Madrasah al-Yusufiyya. (iStock/JoseIgnacioSoto)

Sebenarnya seni arsitektur Mudejar tidaklah baru, ia hanya merupakan perpaduan seni Kristen renaisans, gotik dan roman dengan menggabungkan elemen dan ornamen Islam.

Bagi beberapa kalangan, seni arsitektur Mudejar dikenal sebagai seni yang sempurna sebagai hasil dari integrasi beberapa elemen antara tiga tradisi besar Kristen, Yahudi, dan Islam.

Sayang sekali, seni arsitektur Mudejar kembali dijadikan sebagai sebuah ancaman bagi penguasa Katolik yang ingin menghapus segala hal yang berhubungan dengan tradisi Islam dan Yahudi di Spanyol.

Abad 16 merupakan tahun-tahun kelam bagi perkembangan seni arsitektur Mudejar. Ia tak lagi dikembangkan, ia tak lagi diperhatikan. Sebaliknya, ia mulai dihilangkan dari memori penduduk Iberia.

Madrasah al-Yusufiyya masih menyimpan memori ini hingga hari ini. Memori yang berjalan sangat panjang tentang perjalanan hubungan tradisi Kristen dan Islam dalam sebuah peninggalan seni dan arsitektur.

Di dekat Madrasah al-Yusufiyya ada pasar (bazaar) yang nuansanya mirip di Timur Tengah.

Terlihat dari barang dagangan yang ditata sekenanya dari mulai rempah-rempah khas Arab, kaligrafi, kain sutera, keramik, dan hiasan berbentuk geometri yang menjadi ciri khas peninggalan arsitektur Islam di Andalusia.

Artikel ini merupakan bentuk kerja sama CNNIndonesia.com dengan Alif.id yang sebelumnya ditulis Maria Fauzi.

[Gambas:Video CNN]

(ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER