Masjid Tertua di Bali yang 'Selemparan Batu' dengan Pura

CNN Indonesia
Kamis, 07 Mei 2020 17:17 WIB
Spanduk pengumuman aktivitas ibadah di masjid ditiadakan terpasang di Masjid Nurul Huda, Kuta, Badung, Bali, Jumat (24/4/2020). Seluruh masjid di wilayah Bali meniadakan aktivitas beribadah bagi para jamaah selama bulan Ramadhan sebagai salah satu upaya untuk mencegah penyebaran COVID-19. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/wsj.
Masjid Nurul Huda di Bali. (ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pulau Bali dihuni oleh mayoritas pemeluk agama Hindu. Meski demikian, toleransi antar umat beragama sangat kokoh di sini, terbukti dengan keberadaan masjid yang bisa bersanding dengan pura, gereja, sampai kuil.

Masjid Nurul Huda disebut sebagai masjid tertua di Bali. Masjid ini terletak di Desa Gelgel, Klungkung.

Dari kejauhan, masjid ini nampak gagah dengan menaranya yang setinggi 17 meter.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dibangun pada abad ke-13, masjid ini menjadi saksi bisu datangnya Islam ke Pulau Dewata.

Dikutip dari Pesona Travel, sejarah dari Masjid Nurul Huda berawal ketika pada zaman Majapahit, Raja Hayam Wuruk mengadakan pertemuan raja-raja Nusantara.

Raja Gelgel saat itu, Ketut Dalem Klesir (1380-1460), datang ke ibukota Majapahit di Pulau Jawa.

Sepulang dari sana, ia diiringi oleh 40 prajurit Majapahit yang beragama Islam. Sesampainya di Bali, ternyata banyak prajurit yang memilih menetap di Gelgel.

Merek yang tinggal lalu meminta izin menyebarkan agama Islam dan membangun tempat ibadah, Masjid Nurul Huda.

Selain menara, mimbar berbahan kayu jati dengan motif ukiran daun masih dipertahan di dalam masjid.

Setelah beragam renovasi, saat ini masjid berdiri setinggi dua lantai.

Ada sekitar 300 kepala keluarga yang memeluk agama Islam di Desa Gelgel.

Mereka hidup berdampingan dengan masyarakat asli Bali yang menyembah Sang Hyang Tunggal. 'Selemparan batu' dari masjid, ada pura tempat mereka ibadah.

Pura Dang Kahyangan dan Pura Dasa Bhuwana yang ada di dekat masjid juga merupakan bangunan bersejarah saat Gelgel sedang di masa jaya.

Keberadaan pendatang Muslim juga turut menyemarakkan desa. Tak sedikit warung makanan halal yang buka di sini, meski menu yang disajikan tetaplah khas Bali, seperti Nasi Campur.

[Gambas:Video CNN]

(ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER