Jakarta, CNN Indonesia -- McDonald's Sarinah bakal ditutup sebentar lagi. Sudah lama saya tak ke sana karena buat saya, dari sanalah kisah cinta saya dimulai.
Pukul 19.00 WIB, 2005"Imad"
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dian" kata saya.
Saya lupa siapa dari kami yang sampai duluan di McDonald's Sarinah. Tapi yang pasti saat itu 'target' saya bukan Imad. Sebaliknya, saya justru ingin jadi mak comblang antara pria itu dengan kawan saya, Neti.
Ya gimana, Neti dan Imad sebenarnya sudah saling kenal karena mereka alumni kampus yang sama. Selain itu, mereka juga kerap saling bertelepon lama. Karena gemas melihat Neti seperti itu, saya memutuskan untuk bertemu dengan Neti dan Imad sekaligus menjodohkan mereka.
McDonald's Sarinah jadi tempat pertama kali kami bertemu. Bertiga. Ini adalah lokasi paling strategis buat kami bertiga untuk bertemu selepas pulang kerja. Imad saat itu bekerja di daerah Tugu Tani dan saya bekerja di daerah Pasar Baru.
Saya memilih bangku di dekat counter pemesanan makanan. Oh ya, saat itu layout McDonald's belum seperti sekarang. Masih satu lantai dan belum ada McCafe di lantai atas. Jadi pilihannya hanya di area situ saja. Di sana masih tak terlalu ramai, dan pastinya didominasi orang-orang yang kelaparan atau ingin nongkrong lepas pulang kerja. Atau mungkin juga seperti teman saya yang mencari cinta.
Saya masih ingat betul saat itu dia memakai kemeja putih garis-garis tipis cokelat, berkacamata dan masih kurus. Sedangkan saya memakai blazer cokelat. Imad masih ingat itu sampai saat ini.
Ayam goreng tepung renyah yang jadi ikon di restoran ini pun jadi saksi bisu pembicaraan kami di restoran itu. Apalagi setelah Neti memutuskan untuk pulang duluan. Dia hanya ikut nongkrong sebentar, sisanya saya dan Imad menghabiskan waktu berdua.
 Ilustrasi. (Foto: Dok. McDonald's Indonesia) |
Tapi saat itu, saya masih berpikir untuk menjodohkan Neti dan Imad. Belum ada bunga-bunga cinta yang tumbuh, apalagi saat itu saya juga baru putus dengan pacar lama. Namun Imad sepertinya sudah memupuk benih cintanya.
Jam 21.00 WIB, kami memutuskan untuk pulang. Imad menemani saya menunggu bus Patas AC ke Depok. Bus pun datang, sambil mengucapkan selamat tinggal, kami pun berpisah di halte bus depan Sarinah.
Sekitar 15 menit bus melaju, tiba-tiba ponsel saya berdering. Nama Imad muncul di layar ponsel saya. Sedikit kaget saya akhirnya mengangkat panggilannya.
'Halo,' kata saya.
Dari situ pembicaraan pun mengalir. Obrolan ngalor-ngidul mulai tercipta, dari masalah kuliah, pengalaman kerja, sampai berujung ke mantan pacar-pacar saya. Telepon ini akhirnya berakhir saat saya sampai di komplek depan rumah di Depok. Tak terasa, 1,5 jam dia menemani saya dalam perjalanan pulang ke rumah.
Saya paham, saat itu dia mencoba untuk flirting. Ya apalagi, tapi saya cuek karena jujur saat itu saya masih mikirin mantan.
Oh ya, ini juga bukan pertama kali saya teleponan dengannya, sudah 2 kali sebelumnya, tapi itu hanya sebatas urusan minta tolong soal provider telepon bukan soal asmara.
Namun seiring waktu, Imad menyatakan perasaannya pada saya. Namun saya tak lantas mengiyakan karena masih 'mikirin' mantan. Sadis memang, tapi saya tak mau dia jadi pelampiasan saya.
Bukan cuma sekadar menyatakan perasaan, Imad juga menyatakan keseriusannya. Dia juga cerita soal berapa jumlah gajinya, ada berapa tabungannya, semacam itu.
"Emang gue pikirin," itu balasan saya ke dia. Saya paham memang sedikit keras, tapi ya itu, saya tak mau dia jadi pelampiasan karena saya baru putus. Tapi sekalian juga uji mental.
Hehehe.
Tapi pada akhirnya, usai umrah dan meminta petunjuk-Nya. Cinta Imad saya terima. Hanya setahun setelah pertemuan pertama yang bersejarah di McDonald's Sarinah, awal tahun 2006 kali pacaran. Beberapa kali kami kembali makan di sana karena letaknya yang strategis. Tak lama, November 2006 kami pun menikah.
Saat ini, kami sudah memiliki tiga orang perempuan , dua di antaranya kembar. Beberapa kali kami sekeluarga juga makan di tempat ini, usai CFD atau saat sedang ada aktivitas di kantor saya di Pasar Baru.
Setiap kali kami melewati McDonald's Sarinah ada sedikit romansa manis dan nostalgia yang kembali terkenang.
"Hei nak, di situ dulu tempat ayah dan ibun pertama kali bertemu."
(chs)
[Gambas:Video CNN]