Menanti Lebaran Tanpa Mudik dan Ketupat Sayur di Qatar

CNN Indonesia
Jumat, 22 Mei 2020 15:10 WIB
Imam Abdul Wahhab Mosque
Masjid Imam Abdul Wahhab di Qatar yang kini ditutup demi mencegah kerumunan massa penyebar Covid-19. (Zhamidz via Wikimedia Commons (CC-BY-SA-4.0))
Jakarta, CNN Indonesia -- Setiap hari ke-14 Ramadhan anak-anak kecil di Qatar menjalankan tradisi garangao, alias mengetuk pintu rumah tetangga untuk meminta manisan, layaknua tradisi trick or treat kala Halloween.

Tradisi garangao dirayakan untuk anak-anak di bawah umur yang berhasil melaksanakan puasa hingga tengah bulan, begitulah yang dikatakan oleh Alisha Hidayat, warga negara Indonesia yang sudah lima tahun bermukim di Doha.

Melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com pada Kamis (21/5), Alisha mengatakan kalau hingga saat ini Qatar masih memberlakukan pembatasan perjalanan demi mencegah penyebaran virus corona, sehingga nuansa akhir Ramadan menjelang Idulfitri tak begitu semarak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Semua masjid masih ditutup, restoran juga. Sepertinya pesta kembang api sebagai perayaan Lebaran di kawasan pelabuhan Corniche juga akan dibatalkan pada tahun ini," kata Alisha (15).

Pembatasan perjalanan di Qatar berarti kewajiban mengenakan masker dan sarung tangan saat keluar rumah dan kapasitas maksimal mobil hanya dua orang.

Jika melanggar, dendanya bisa beribu-ribu Qatari Rial.

Para migran sebenarnya boleh pulang ke negara asalnya, namun belum tentu bisa kembali lagi dalam waktu dekat. Hanya penduduk asli Qatar yang bisa bolak-balik masuk negara.

Oleh sebab itu Alisha dan keluarga memilih merayakan Idulfitri di Qatar.

"Ada keinginan mudik, tapi sepertinya merepotkan karena adanya aturan tersebut. Jadi Lebaran tahun ini hanya di Qatar dan di rumah saja," ujarnya.

Walau harus beribadah di tengah pandemi virus corona, Alisha bersyukur bahwa Ramadan tahun ini jatuh pada musim semi sehingga hawanya terasa sejuk.

Puasa di Qatar berdurasi 15 jam, kurang lebih sama seperti di Indonesia. Namun saat musim panas, yang jatuh di bulan Juni atau Juli, suhu udara bisa mencapai 50 derajat Celcius.

Jika tidak ada pandemi virus corona, biasanya Alisha dan keluarganya bakal menghabiskan waktu lebaran di KBRI Doha bersama para WNI lainnya. Ketupat dan opor sudah tentu disajikan.

"Yang paling dirindukan ialah Salat Id di Masjid Agung Qatar lalu silaturahmi di KBRI Doha. Semoga pandemi virus corona cepat berlalu dan kehidupan di Qatar bisa berlangsung normal kembali," pungkasnya.

(ard)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER