Selandia Baru Pangkas Hari Kerja Agar Wisata Bergairah Lagi

CNN Indonesia
Senin, 25 Mei 2020 14:07 WIB
People walk on a street in Wellington on May 14, 2020. - New Zealand will phase out its coronavirus lockdown over the next 10 days after successfully containing the virus, although some restrictions will remain, Prime Minister Jacinda Ardern announced on May 11. Ardern said that from May 14 shopping malls, restaurants, cinemas and playgrounds will reopen -- with the country moving to Level Two on its four-tier system. (Photo by Marty MELVILLE / AFP)
Suasana kota Wellington di Selandia Baru pascalockdown pada 14 Mei 2020. (AFP/MARTY MELVILLE)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pada akhir April, Selandia Baru mulai melakukan pelonggaran pembatasan perjalanan.

Penduduk Selandia Baru sekarang dapat kembali melakukan perjalanan untuk bekerja, memesan makanan, dan berkumpul dalam kelompok kecil.

Dan sekarang, untuk membantu menggairahkan kembali sektor pariwisata, Perdana Menteri Selandia Jacinda Ardern memiliki satu ide lagi dalam pikiran: empat hari kerja.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam Facebook Live, Ardern memperkirakan bahwa hari kerja yang singkat dapat membantu meningkatkan pariwisata domestik.

Dia juga mencatat, rutinitas baru itu dapat membantu orang menemukan keseimbangan kerja-kehidupan yang lebih baik pascalockdown.

"Banyak yang menyarankan Selandia Baru harus memiliki jadwal kerja baru, yakni empat hari seminggu. Keputusan itu tergantung perusahaan dan karyawan," kata Ardern, seperti yang dikutip dari Travel and Leisure

Ardern lebih lanjut menjelaskan bahwa 60 persen pariwisata Selandia Baru berasal dari perjalanan domestik, sehingga jika pengusaha memberi orang karyawan hari libur untuk wisata di daerahnya, perekonomian lokal bisa bergerak kembali.

"Saya benar-benar mendorong orang untuk berpikir tentang hal itu jika Anda seorang pengusaha," katanya.

Gagasan Arden tentu memiliki kelebihan, dan sains untuk mendukungnya.

CNN melaporkan, pada tahun 2018, perusahaan Perpetual Guardian yang berbasis di Selandia Baru, yang membantu orang mengelola harta mereka, mengadakan uji coba empat hari kerja selama seminggu dalam dua bulan.

Selama uji coba, perusahaan menemukan fakta bahwa semua karyawan memiliki produktivitas yang lebih tinggi serta keseimbangan kehidupan kerja.

Uji coba itu begitu sukses sehingga perusahaan sekarang berencana menjadikannya permanen.

Kini banyak juga perusahaan-perusahaan besar yang meringkas hari kerjanya.

Pada tahun 2019, anak perusahaan Microsoft di Jepang menguji "Work-Life Choice Challenge," sebuah program selama musim panas yang memungkinkan para pekerja untuk menguji rencana empat hari kerja selama bulan Agustus.

Selama waktu itu perusahaan melihat produktivitas stafnya meningkat hampir 40 persen.

(ard)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER