Jakarta, CNN Indonesia -- Situasi tak menentu selama pandemi
Covid-19 jelas berdampak pada
pendidikan anak. Pemerintah menerapkan kebijakan penutupan sementara
sekolah demi mencegah penyebaran
virus corona. Alhasil, proses belajar
anak-anak di sekolah formal pun tersendat.
Kondisi ini telah berjalan beberapa bulan belakangan. Psikolog juga pakar pendidikan menyarankan untuk mempertimbangkan metode
homeschooling sebagai pengganti atau pelengkap proses belajar sekolah formal yang 'pincang' karena pandemi.
Namun begitu pemerhati anak yang juga pakar pendidikan Seto Mulyadi mengingatkan, orang tua harus mencermati betul kebutuhan dan kondisi anak sebelum memutuskan menempuh
homeschooling.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jadi, apa yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk menerapkan
homeschooling?
"Reaksi dari anak dalam keadaan pandemi yang berkepanjangan ini, yang tidak jelas sampai kapan itu, jadi harus betul-betul pemenuhan hak anak, bagian dari pemenuhan kebutuhan anak. Dia butuh pendidikan yang ramah anak, yang betul-betul bisa mendukung perkembangan jiwanya," kata Seto kepada
CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon.
Dan menurut Seto Mulyadi, konsep
homeschooling mengakomodasi itu.
"Justru mereka mengatakan lebih manusia anak-anak di
homeschooling itu. Tidak ada kekerasan, tidak ada pemaksaan, motivasinya lebih dari internal dalam diri, bukan
learning what to learn tetapi
learning how to learn. Jadi ini yang lebih ampuh," ungkap Seto yang juga praktisi
homeschooling tersebut meyakinkan.
Pertimbangan lain, menurut psikolog anak Ratih Ibrahim adalah kesiapan orang tua. Yang juga penting adalah mengukur kenyamanan sekaligus memantau perkembangan anak selama menjalani proses belajar jarak jauh atau belajar dari rumah yang kini diterapkan.
 Ilustrasi: Orang tua harus mengamati kondisi psikologis anak selama menjalani belajar dari rumah. (Foto: ANTARA FOTO/ASEP FATHULRAHMAN) |
"Jadi kapan orang tua bisa memutuskan adalah jika ternyata dengan segala pertimbangan dan kapasitas yang orang tua mampu menurutnya
homeschooling lebih cocok untuk anaknya," kata Ratih.
Psikolog dari Personal Growth tersebut juga meyakinkan orang tua untuk tak buru-buru gentar dalam menyiapkan diri memulai
homeschooling. Dalam kondisi pandemi, orang tua memang dituntut untuk berpikir cepat dan sesegera mungkin membuat keputusan.
"Kalau perlahan, bisa ketinggalan banyak, karena kebutuhan [pendidikan dan perkembangan] anak kan nggak nunggu kapan orang tuanya siap apa enggak," ia menjelaskan.
"Pada dasarnya, jika mau tidak mau harus dilakukan, atau itu adalah
the best choice, orang akan terpaksa melakukan dan menyesuaikan diri. Mungkin bakal ramai di awal. Begitu sudah bisa adaptasi ya jadi lebih tenang," ucap Ratih lagi.
(nma)
[Gambas:Video CNN]