Tanda Dehidrasi pada Anak dan Cara Menanganinya

Tim | CNN Indonesia
Senin, 22 Jun 2020 09:27 WIB
Ilustrasi Anak Perempuan
Bayi dan anak-anak lebih rentan mengalami dehidrasi. Sebagai orang tua, perhatikan tanda dan cara menangani dehidrasi pada anak agar terhindar dari risiko. (Foto: calvinwang6808020/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia --

Dehidrasi terjadi ketika tubuh kehilangan banyak cairan dibandingkan asupan yang masuk. Siapa saja dapat mengalami dehidrasi, tetapi anak kecil dan bayi lebih rentan mengalami dehidrasi daripada orang dewasa.

Dampak dehidrasi pun berbahaya bagi anak-anak. Mereka bisa mengalami penurunan tekanan darah dan jumlah oksigen, serta kejang. Tentu ini bisa berisiko jika tak segera ditangani.

Karenanya penting untuk mengetahui penyebab dan pertanda dehidrasi pada anak, serta cara mengatasinya agar terhindar dari hal-hal yang tak diinginkan.

Penyebab dan faktor risiko dehidrasi pada anak

Tubuh membutuhkan air untuk mengatur suhu dan menjaga fungsi organ tetap bekerja sebagaimana mestinya. Tubuh dapat kehilangan air lewat berbagai macam cara, seperti bernapas, berkeringat, buang air, dan menangis.

Dalam beberapa kasus, anak-anak lebih mudah dan cepat kehilangan lebih banyak cairan. Ini karena anak kecil umumnya memiliki tingkat metabolisme yang lebih tinggi ketimbang orang dewasa, melansir Healthline.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Newborn baby girl cryingTubuh mengeluarkan cairan lewat keringat, urine, dan air mata. Jika tidak diimbangi dengan asupan cairan yang seimbang akan mengakibatkan dehidrasi pada anak (Foto: Istockphoto/damircudic)

Ditambah lagi, bayi dan anak kecil sangat rentan terhadap diare yang biasanya dibarengi dengan muntah meningkatkan dehidrasi. Kasus diare yang diderita bayi dan anak kecil seringkali disebabkan oleh virus. Rotavirus merupakan penyebab diare paling umum di dunia yang menjangkit anak-anak.

Faktor lain yang juga meningkatkan dehidrasi pada anak:

  • setelah melakukan aktivitas fisik seperti olahraga, bermain, berlarian
  • tidak minum cukup, terutama ketika sakit dan demam
  • berada di bawah cuaca terik atau suhu yang panas
Ilustrasi anak bermain di pantaiBermain di bawah sengatan matahari dapat meningkatkan dehidrasi pada anak (Foto: StockSnap/Wil Stewart)

Ketidakmampuan anak kecil dalam mengomunikasikan kebutuhan mereka juga memperparah dehidrasi. Di sinilah pentingnya peran orang tua untuk selalu mencukupi kebutuhan minumnya sehingga meminimalisasi risiko berbahaya yang bisa ditimbulkan dari dehidrasi.

Dehidrasi bukanlah sesuatu yang bisa dianggap enteng. Ketika itu terjadi dan tak segera minum atau mengonsumsi makanan tinggi kandungan air, maka tubuh tidak memiliki cukup cairan sehingga mengganggu organ untuk berfungsi dengan baik.

Dalam kasus yang parah, dehidrasi dapat menyebabkan masalah serius, seperti kerusakan otak atau bahkan kematian.


Tanda dehidrasi pada anak

Dehidrasi dapat terjadi sangat lambat, namun bisa terjadi secara tiba-tiba. Gejala yang ditunjukkan tidak selalu jelas dan berbeda pada masing-masing anak.

Beautiful Little Girl Drinking Glass of MilkKetika anak merasa sangat haus dan banyak minum, berarti tubuhnya sudah dehidrasi (Foto: Istockphoto/kajakiki)


Jangan menunggu sampai anak haus berlebihan. Ketika anak benar-benar haus dan ingin minum banyak, itu tandanya anak sudah mengalami dehidrasi. Berkut tanda atau gejala lain dehidrasi pada anak.

  • mengeluh pusing, berkunang-kunang, atau sakit kepala
  • mual
  • urine berwarna pekat (kuning gelap atau cokelat), sementara urine yang normal berwarna kuning pucat
  • intensitas buang air kecil (BAK) berkurang atau popok tidak sebasah biasanya
  • bibir kering atau pecah-pecah; lidah, mulut, dan tenggorokan kering
  • lesu atau kurang aktif dari biasanya
  • tampak pucat dan mata cekung
  • tidak ada air mata saat menangis
  • tangan atau kaki dingin
  • napas serta detak jantung lebih cepat
  • denyut nadi melemah
  • menjadi sangat rewel seperti mudah marah, gelisah, mengantuk, atau linglung
ilustrasi anak mengamukMudah rewel, marah, atau menangis tanpa air mata bisa menjadi tanda dehidrasi pada anak (Foto: Istockphoto/ Jegesvarga)


Sementara untuk memastikan bayi Anda dehidrasi atau tidak, coba teknik sederhana berikut ini.

Cubit kulit pada lengan atau perut bayi dengan lembut. Lepaskan cubitan tersebut dan lihat apakah kulit kembali ke bentuk normal dalam satu hingga tiga detik. Jika pergerakan kulit lambat ketika kembali normal, si bayi mungkin mengalami dehidrasi.

Mencegah dan menangani dehidrasi pada anak

Sebagai orang tua, selalu pantau dan proaktif mengenai asupan cairan anak sebelum mereka dehidrasi. Memberikan minum dalam jumlah kecil namun dengan frekuensi yang sering lebih baik daripada memberikannya dalam jumlah besar sekaligus.

Berikan makanan dengan kadar air tinggi seperti sup, atau buah-buahan seperti semangka, melon, blewah, anggur, jeruk, nanas, stroberi. Biasakan juga anak-anak Anda untuk minum air tanpa perlu menunggu haus, terlebih sebelum dan setelah bermain, belajar, dan berolahraga.

Ilustrasi Anak Makan SemangkaSelain minum air putih, berikan buah-buahan yang kaya kandungan air misalnya semangka untuk menghindari dehidrasi pada anak (Foto: jill111/Pixabay)


Selain itu, pastikan anak mendapatkan vaksinasi termasuk vaksin rotavirus untuk mencegah terserang diare. Namun tentu konsultasikan hal ini terlebih dahulu pada dokter anak.

Kemudian, ajari anak untuk selalu mencuci tangan sebelum makan dan minum serta dari kamar mandi untuk menghindari kuman dan virus masuk ke dalam tubuh.

Apabila anak sudah telanjur dehidrasi, biarkan mereka minum untuk mengisi kembali atau merestorasi kebutuhan cairan tubuhnya. The American Academy of Pediatrics menyebut mengatasi dehidrasi ringan pada anak dan bayi cukup dilakukan di rumah.

Young mother breastfeeding  her newborn baby boy at homeMemberikan ASI yang sering dapat mencegah dehidrasi pada bayi (Foto: Istockphoto/tatyana_tomsickova)


Berikut yang bisa dilakukan orang tua ketika menangani dehidrasi pada anak:

  • Segera beri ASI jika bayi masih menyusu. Pada anak-anak yang lebih besar bisa diberikan minum air putih, jus atau sari buah asli yang encer, maupun susu
  • Jika bayi sudah mulai makan makanan padat atau MPASI berikan juga minum yang cukup
  • Hindari memberikan anak-anak minuman terlalu manis atau tinggi gula seperti es krim atau sirup. Minuman dengan kadar gula tinggi dapat memperburuk diare dan memperparah dehidrasinya
  • Sesuaikan minuman dan makanan dengan usianya serta jangan berikan minuman kemasan berlabel penangkal dehidrasi yang mungkin saja mengandung pengawet
  • Berikan larutan oralit jika anak mengalami dehidrasi akibat diare. Oralit dapat menggantikan kadar elektrolit dan mineral tubuh yang hilang.


Itulah tanda-tanda serta tips mencegah dan menangani dehidrasi pada anak. Alangkah baiknya orang tua memantau terus kebutuhan cairan atau minum anak sebelum mereka benar-benar dehidrasi dan berdampak pada kesehatan tubuhnya.

(fef)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER