Dehidrasi terjadi ketika tubuh kehilangan banyak cairan dibandingkan asupan yang masuk. Siapa saja dapat mengalami dehidrasi, tetapi anak kecil dan bayi lebih rentan mengalami dehidrasi daripada orang dewasa.
Dampak dehidrasi pun berbahaya bagi anak-anak. Mereka bisa mengalami penurunan tekanan darah dan jumlah oksigen, serta kejang. Tentu ini bisa berisiko jika tak segera ditangani.
Karenanya penting untuk mengetahui penyebab dan pertanda dehidrasi pada anak, serta cara mengatasinya agar terhindar dari hal-hal yang tak diinginkan.
Lihat juga:7 Penyakit Pencernaan pada Anak |
Tubuh membutuhkan air untuk mengatur suhu dan menjaga fungsi organ tetap bekerja sebagaimana mestinya. Tubuh dapat kehilangan air lewat berbagai macam cara, seperti bernapas, berkeringat, buang air, dan menangis.
Dalam beberapa kasus, anak-anak lebih mudah dan cepat kehilangan lebih banyak cairan. Ini karena anak kecil umumnya memiliki tingkat metabolisme yang lebih tinggi ketimbang orang dewasa, melansir Healthline.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Ditambah lagi, bayi dan anak kecil sangat rentan terhadap diare yang biasanya dibarengi dengan muntah meningkatkan dehidrasi. Kasus diare yang diderita bayi dan anak kecil seringkali disebabkan oleh virus. Rotavirus merupakan penyebab diare paling umum di dunia yang menjangkit anak-anak.
Faktor lain yang juga meningkatkan dehidrasi pada anak:
![]() |
Ketidakmampuan anak kecil dalam mengomunikasikan kebutuhan mereka juga memperparah dehidrasi. Di sinilah pentingnya peran orang tua untuk selalu mencukupi kebutuhan minumnya sehingga meminimalisasi risiko berbahaya yang bisa ditimbulkan dari dehidrasi.
Dehidrasi bukanlah sesuatu yang bisa dianggap enteng. Ketika itu terjadi dan tak segera minum atau mengonsumsi makanan tinggi kandungan air, maka tubuh tidak memiliki cukup cairan sehingga mengganggu organ untuk berfungsi dengan baik.
Dalam kasus yang parah, dehidrasi dapat menyebabkan masalah serius, seperti kerusakan otak atau bahkan kematian.
Lihat juga:Tips Tetap Sehat saat Cuaca Panas dan Terik |
Dehidrasi dapat terjadi sangat lambat, namun bisa terjadi secara tiba-tiba. Gejala yang ditunjukkan tidak selalu jelas dan berbeda pada masing-masing anak.
![]() |
Jangan menunggu sampai anak haus berlebihan. Ketika anak benar-benar haus dan ingin minum banyak, itu tandanya anak sudah mengalami dehidrasi. Berkut tanda atau gejala lain dehidrasi pada anak.
![]() |
Sementara untuk memastikan bayi Anda dehidrasi atau tidak, coba teknik sederhana berikut ini.
Cubit kulit pada lengan atau perut bayi dengan lembut. Lepaskan cubitan tersebut dan lihat apakah kulit kembali ke bentuk normal dalam satu hingga tiga detik. Jika pergerakan kulit lambat ketika kembali normal, si bayi mungkin mengalami dehidrasi.
Lihat juga:Gejala Asma pada Anak dan Cara Menanganinya |
Sebagai orang tua, selalu pantau dan proaktif mengenai asupan cairan anak sebelum mereka dehidrasi. Memberikan minum dalam jumlah kecil namun dengan frekuensi yang sering lebih baik daripada memberikannya dalam jumlah besar sekaligus.
Berikan makanan dengan kadar air tinggi seperti sup, atau buah-buahan seperti semangka, melon, blewah, anggur, jeruk, nanas, stroberi. Biasakan juga anak-anak Anda untuk minum air tanpa perlu menunggu haus, terlebih sebelum dan setelah bermain, belajar, dan berolahraga.
![]() |
Selain itu, pastikan anak mendapatkan vaksinasi termasuk vaksin rotavirus untuk mencegah terserang diare. Namun tentu konsultasikan hal ini terlebih dahulu pada dokter anak.
Kemudian, ajari anak untuk selalu mencuci tangan sebelum makan dan minum serta dari kamar mandi untuk menghindari kuman dan virus masuk ke dalam tubuh.
Apabila anak sudah telanjur dehidrasi, biarkan mereka minum untuk mengisi kembali atau merestorasi kebutuhan cairan tubuhnya. The American Academy of Pediatrics menyebut mengatasi dehidrasi ringan pada anak dan bayi cukup dilakukan di rumah.
![]() |
Berikut yang bisa dilakukan orang tua ketika menangani dehidrasi pada anak:
Itulah tanda-tanda serta tips mencegah dan menangani dehidrasi pada anak. Alangkah baiknya orang tua memantau terus kebutuhan cairan atau minum anak sebelum mereka benar-benar dehidrasi dan berdampak pada kesehatan tubuhnya.