Anak yang menangis dan tantrum seringkali sulit dihentikan. Terutama pada balita yang belum mampu mengungkapkan maksud dan keinginan mereka. Karena itu terdapat sejumlah cara menenangkan anak yang menangis dan tantrum yang dapat dilakukan orang tua atau pengasuh.
Dokter spesialis anak dan konsultan tumbuh kembang, Catharine Mayung Sambo menjelaskan, usia balita terutama memasuki 3 tahun rentan dengan menangis dan tantrum yang sulit dikendalikan. Tantrum adalah amarah atau amukan karena tidak mampu mengungkapkan keinginan atau kebutuhan dengan kata-kata.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seringkali tantrum dan menangis terjadi bersamaan.
"Usia 3,5 tahun merupakan masa di mana anak sedang keras sekali tantrumnya. Perlu pula dipahami pada usia ini anak belum mengerti bahasa secara penuh. Hanya bisa berkomunikasi dengan tiga atau empat kata," kata Chatarine dalam webinar RSPI, Rabu (24/6).
Berikut sejumlah cara menenangkan anak yang menangis dan tantrum
Setiap orang tua dan pengasuh disarankan untuk tidak panik ketika menghadapi anak yang menangis tanpa henti dan juga tantrum yang tak berkesudahan. Biasanya panik muncul karena orang tua takut anaknya tak bisa berhenti dan mengganggu orang lain.
Tetaplah berusaha tenang, karena panik hanya akan memperkeruh suasana. Sikap orang tua yang tenang juga dapat berpindah pada anak dan menenangkan mereka.
Saat anak menangis dan tantrum, segera kendalikan emosi anak.
"Yang perlu dilakukan pertama kali ketika anak menangis adalah membantu meregulasi atau mengatur emosi anak," ucap Catharine.
![]() Infografis Trik Redakan Tantrum Anak dalam Perjalanan Wisata |
Lihat juga:Cara Mencegah Anak Rewel saat Pergi Liburan |
Cobalah untuk menenangkan anak dan menjelaskan bahwa kondisinya akan baik-baik saja.
Menenangkan anak juga dapat dilakukan dengan cara menggendong atau mendekap anak. Cara ini dapat memberikan rasa aman dan juga menunjukkan kasih sayang pada anak.
Catharine juga menyarankan untuk segera membawa anak ke tempat atau lokasi yang baru. Misalnya, ruangan lain atau ruangan terbuka yang lebih tenang. Cara ini dapat membuat suasana hati anak ikut berubah menjadi lebih baik.
Anak yang sedang menangis dan tantrum juga dapat dihentikan dengan mengalihkan perhatian anak. Misalnya, memberikan mainan, makanan, dan melihat sesuatu yang lebih menarik.
Jangan emosi dan memarahi anak yang sedang menangis dan tantrum. Tindakan memarahi anak dapat membekas dan berdampak pada tumbuh kembang anak selanjutnya. Anak bisa menjadi trauma dan stres karena emosi dan marah orang tua.
Saat anak sudah tenang, ajak anak untuk bicara. Tujuannya adalah untuk mengetahui apa yang membuatnya menangis dan tantrum. Hal ini dapat dijadikan pelajaran dan perbaikan di masa depan. Anak juga dapat memahami dengan lebih baik.
Ajak anak diskusi yang membangun sesuai dengan usia mereka.
"Setelah tenang, baru diajak bicara untuk saling memahami," ucap Catharine.
(ptj/nma)