Hari ini, Rabu (1/7), diperingati sebagai International Fruit Day atau Hari Buah Sedunia. Diperingati sejak 2007, hari ini menjadi momen bagi masyarakat untuk bersama-sama menikmati buah dan berbagai manfaat yang diberikan.
Akan selalu ada tema berbeda dan buah yang dijadikan sorotan pada setiap tahunnya. Tahun ini, jeruk mandarin atau jeruk keprok diangkat sebagai 'Fruit of the Year' dengan tema 'Take a Fruit Break'.
Di balik warna-warni dan rasa yang beragam, rupanya buah menyimpan sejuta makna. Beda budaya, berbeda pula cara orang melihat dan memaknai kehadiran buah. Berikut beberapa di antaranya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:Menegok Asal-usul Perayaan Hari Buah Sedunia |
Jeruk jadi buah yang paling mudah ditemui di pasar tradisional. Jeruk, khususnya jeruk mandarin, selalu ada saat perayaan tahun baru China atau Imlek. Dalam tradisi Tionghoa, jeruk melambangkan kemakmuran.
Jeruk dalam bahasa Mandarin disebut 'chi zhe'. 'Chi' berarti rezeki dan 'zhe' berarti buah. Jeruk dianggap sebagai buah yang mendatangkan rezeki. Warna oranye yang berkilau melambangkan emas dan diartikan sebagai uang.
Di abad pertengahan, stroberi jadi simbol dari kebenaran, kebaikan, dan kebajikan. St Francis de Sales, uskup Jenewa sekaligus orang yang dikuduskan oleh Gereja Katolik memberikan catatan khusus akan buah berwarna merah ini.
"Dalam menggarap kebun, kita tidak bisa tidak mengagumi kepolosan dan kemurnian stroberi yang segar. Karena, meskipun merayap di tanah dan terus dihancurkan oleh ular, kadal, dan reptil lain, tapi stroberi tak memiliki racun sedikit pun. Tanda nyata bahwa ia [stroberi] tak memiliki hubungan dengan racun," tulis de Sales, mengutip Cleo.
Anggur terkadang muncul dalam karya seni Roma. Anggur menyimbolkan kekayaan dan kesenangan. Dalam tradisi Kristen, anggur jadi simbol darah Yesus. Sedangkan bagi orang Israel, anggur menyimbolkan kehidupan baru.
Pas dinikmati saat cuaca panas, semangka mampu memberikan kesegaran, apalagi jika dikonsumsi dalam keadaan dingin. Namun, siapa sangka di balik kesegarannya, semangka justru mewakili sejarah kelam Amerika Serikat?
![]() |
Pada 1869, Illustrated Newspaper milik Frank Leslie mencetak karikatur orang kulit hitam yang menikmati semangka. Komentar pun muncul dan menyebutkan bahwa orang dalam ilustrasi mirip seperti semangka. Komentar juga mengatakan bahwa kesenangan mereka (orang kulit hitam) akan semangka seharusnya dirasakan saat masih remaja.
Semangka menjadi simbol kebebasan orang Afro-Amerika saat memperjuangkan hak orang kulit hitam di akhir 1800-an. Kiasan rasial ini masih digunakan hingga saat ini, termasuk oleh para penghina mantan Presiden AS Barack Obama.
Tak hanya dalam dongeng Putri Salju, pada kisah lain pun apel kerap diidentikkan dengan sesuatu yang negatif. Dalam budaya Kristen, Romawi, dan mitologi Sumeria, apel dikisahkan telah menghasut orang dan menjadikan mereka penuh emosi, godaan, serta nafsu setan.
Sementara di zaman yang lebih modern, buah apel tampaknya naik pangkat dengan kehadiran perangkat elektronik besutan Steve Jobs.
Lihat juga:4 Mitos soal Waktu Tepat Memakan Buah |
Pir kerap digunakan untuk menyimbolkan bentuk tubuh. Tak perlu marah saat ada yang bilang Anda memiliki tubuh bentuk pir. Pir merupakan simbol sensualitas. Dalam budaya Yunani kuno, pir dianggap sebagai buah suci bagi dewi Yunani kuno. Dalam karya seni, pir selalu digambarkan memiliki lekuk sempurna.
Meski rasa asamnya sangat tajam, lemon mampu memberikan aneka manfaat kesehatan. Tak heran, lemon selalu diasosiasikan dengan kebersihan dan kesehatan.
Lemon memiliki sejarah panjang dalam dunia kesehatan. Sebelum dimanfaatkan sebagai obat kudis pada 1700-an, lemon kerap digunakan dalam upacara pemakaman pada era 1600-an.
Dalam acara pemakaman, para pelayat akan melemparkan lemon ke makam terbuka. Lemon saat itu dipercaya membantu mencegah infeksi dan membantu memerangi bau busuk.
(els/asr)