Luka bakar masuk dalam lima besar jenis cedera tidak sengaja yang sering dialami orang Indonesia. Menurut data Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan pada 2018, angka kasus luka bakar mengalami kenaikan 0,6 persen menjadi 1,3 persen dari total penduduk Indonesia, atau sekitar tiga juta kasus.
Boleh jadi semasa karantina mandiri di rumah ini, risiko mengalami luka bakar mengintai, akibat pelbagai kegiatan rumah tangga. Di tengah pandemi virus corona dan pembatasan sosial, orang pun lebih banyak memilih tinggal di rumah. Tren kegiatan di rumah pun disebut meningkat 10 persen pada masa transisi new normal ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa kegiatan di rumah seringkali berpotensi menimbulkan luka bakar. Sebut saja memasak atau membuat kue, meracik kopi atau teh, mandi air hangat atau saat mengeringkan rambut menggunakan hair dryer.
Penyebab paling umum dari luka bakar di antaranya terkena api, benda panas, listrik dan zat kimia. Perbedaan penyebab dan tingkat luka bakar juga berpengaruh dalam penanganan.
Ahli medis dari Combiphar, dokter Sandi Perutama Gani mengatakan, perlu penanganan tepat mengatasi luka bakar agar tak menjadi lebih parah.
"Sayangnya, masyarakat seringkali keliru dalam melakukan tindakan penanganan pada luka bakar ringan saat di rumah. Seperti, mengoleskan kecap dan pasta gigi," terang Sandi dalam keterangan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com, Rabu (22/7).
Lihat juga:5 Cara Alami Sembuhkan Luka Bakar |
Langkah itu menurut Sandi, justru bakal memperburuk luka bakar dan meningkatkan kemungkinan infeksi serta mengakibatkan jaringan parut.
"Penanganan yang aman dan efektif di rumah bagi luka bakar ringan adalah dengan membasuh area yang terkena luka bakar dengan air mengalir selama 10-20 menit. Kemudian oleskan salep luka bakar secara tipis dengan ketebalan sekitar 1 mm, setiap 4 hingga 6 jam," kata Sandi menyarankan.
Karena itu, penting bagi masyarakat untuk memastikan terdapat persediaan salep luka bakar di kotak obat-obatan di rumah. Sandi menambahkan, salep untuk mengobati luka bakar sebaiknya memiliki kandungan yang berfungsi sebagai antiradang dan antimikrobial sehingga dapat membantu regenerasi jaringan kulit baru.
1. Gunakan air dingin untuk mengompres atau membilas bagian yang terasa panas.
2. Bila timbul gelembung luka, sebaiknya dibiarkan saja. Hindari menutupnya dengan plester, termasuk berusaha memecahkannya dengan jarum.
3. Oleskan salep khusus untuk luka bakar atau salep antibiotik yang mengandung neomycin sulfate dan neomycin yang umumnya memiliki efek dingin.
Ketiga cara di atas dapat Anda gunakan sebagai penanganan pertama ketika terjadi luka bakar ringan. Tapi bila luka bakar sudah masuk dalam kategori berat, apalagi sudah mencapai tulang, sebaiknya segera menuju ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan intensif.
(nma)