Pandemi virus corona telah membuat kota-kota di Italia seakan kembali ke abad ke-18, dengan pemberlakuan karantina, jam malam, serta yang paling unik: jendela wine.
Disebut buchette del vino, jendela kayu berbentuk kecil itu hanya muat satu tangan untuk memberikan gelas berisi wine dari restoran ke pelanggan.
Jendela itu mulai digunakan pada tahun 1600-an saat Italia mulai menghadapi wabah penyakit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ratusan jendela wine yang tersebar di penjuru Italia dan berusia lebih dari ratusan tahun itu kini ramai digunakan lagi oleh banyak restoran, terutama di Florence.
"Selama pandemi ini, beberapa anggota Florentine Wine Window telah memutar balik waktu dan menggunakan Jendela Wine mereka untuk menyajikan gelas anggur, cangkir kopi, minuman, sandwich, dan es krim - semuanya bebas kuman, tanpa kontak!" tulis Wine Window Association dalam situs resminya, seperti yang dikutip dari New Zealand Herald pada Selasa (11/8).
Meskipun lebih dari 150 jendela wine abad pertengahan ini dapat ditemukan di seluruh Tuscany, banyak yang telah ditutup secara permanen, dirusak, dan dicoret oleh grafiti.
"Orang-orang bisa mengetuk daun jendela kayu kecil dan mengisi botol mereka langsung dari keluarga Antinori, Frescobaldi dan Ricasoli, yang masih memproduksi beberapa wine paling terkenal di Italia saat ini," kata Presiden Wine Window Association, Faglia.
"Jendela wine berangsur-angsur hilang, terutama akibat banjir tahun 1966," lanjutnya.
Saat ini Wine Window Association punya misi untuk mengedukasi orang-orang mengenai sejarah buchette del vino.
Asosiasi telah mulai menempeli jendela-jendela wine yang tersisa dengan plakat kecil untuk menandakan buchette del vino yang otentik.
"Kami ingin memasang plakat di semua jendela wine agar orang bisa belajar mengenai sejarahnya," katanya.
Italia merupakan salah satu negara yang terpukul hebat akibat pandemi virus corona, dengan total lebih dari 35 ribu kematian, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.
Namun dunia telah digerakkan oleh persahabatan dan keberanian penduduk Italia, yang mengalami penguncian terlama di Eropa.
Selain buchette del vino, sejumlah seni dan budaya Italia juga muncul kembali selama pandemi, termasuk opera.
Di Florence, penyanyi tenor Maurizio Marchini menjadi simbol nasional selama karantina, saat dia rutin bernyanyi dari balkon rumahnya.
(ard)