Selama masa pandemi virus corona, hampir semua hal dilakukan secara virtual. Tak terkecuali dalam penyelenggaraan kontes kecantikan di Nikaragua, Miss Nikaragua.
Selama empat bulan pemilihan miss Nikaragua semua hal dilakukan secara virtual, dari kelas modeling, pidato, kelas make up sampai dukungan emosional secara online. Usai 'karantina,' delapan orang kontestan final akhirnya melakukan latihan tatap muka. Delapan orang terpilih ini melakukannya sambil memakai masker di wajahnya.
"Kami berhasil mengatur acara di bawah pandemi dengan masker, jarak sosial dan sedikit uang, (tetapi) dengan bakat dan kreativitas," kata Karen Celebertti, yang telah menjalankan kontes kecantikan selama dua dekade di Nikaragua.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Sabtu malam, Ana Marcelo yang berusia 23 tahun, seorang insinyur agroindustri dari Estelí, dinobatkan sebagai Miss Nikaragua di depan penonton yang terbatas ditambah kru produksi yang terdiri dari 85 orang. Masker telah dilepas dari kontestan, tapi juri memakainya dan diberi jarak yang aman.
Ada wastafel portable dan juga dokter yang mengukur suhu tubuh.
Celebertti, yang juga mantan ratu kecantikan lokal, mengatakan bahwa mereka harus "menemukan kembali" diri mereka sendiri untuk melakukannya. Virus corona melanda negara tersebut pada Maret, hanya beberapa hari setelah mereka memilih kontestan. Alhasil, proses pemilihan ditunda dari Mei hingga Agustus untuk mengembangkan protokol yang memungkinkan mereka bersaing dengan aman.
"Kami menjalani ujian dan kelas melalui Zoom, diawasi oleh saya dari rumah," kata Celebertti. "Gadis-gadis itu memiliki pelatih pidato, konsultan gambar dan penata gaya online yang mengajari mereka cara menata rambut dan merias wajah sendiri. Tidak ada pilihan lain," katanya dikutip dari AP.
Pada bulan Juli, mereka melakukan latihan tatap muka pertama mereka, berjalan di landasan pacu dengan mengenakan topeng. "Setiap sesi diawasi oleh dokter dan tidak ada yang terinfeksi," katanya.
Tidak seperti acara keagamaan dan olahraga besar-besaran yang diizinkan dan bahkan dipromosikan oleh pemerintah selama pandemi, kontes tersebut memutuskan untuk dilakukan tanpa penonton riuh yang menyemangati dukungan mereka untuk para wanita.
"Beberapa mengkritik saya karena melakukan acara ini, tapi kami sangat berhati-hati untuk bisa melakukannya," kata Celebertti.
"Sebenarnya orang-orang perlu melihat kabar baik, dihibur."
(chs)