Parental Burnout, Kelelahan dan Stres yang Melanda Orangtua

CNN Indonesia
Senin, 07 Sep 2020 18:07 WIB
Sama seperti orang yang bekerja dan kerap mengalami burnout, orangtua juga bisa mengalami kelelahan sangat, hal ini dikenal sebagai parental burnout.
Sama seperti orang yang bekerja dan kerap mengalami burnout, orangtua juga bisa mengalami kelelahan sangat, hal ini dikenal sebagai parental burnout. ( istockphoto/Artem Peretiatko)
Jakarta, CNN Indonesia --

Bekerja dari rumah berarti orangtua bisa menghabiskan waktu lebih banyak dengan anak. Apalagi anak sekarang juga masih belajar dari rumah.

Beberapa bulan di rumah bersama anak plus harus menjadi 'guru' dadakan saat anak sekolah tak ayal membuat banyak orang stres. Sama seperti orang yang bekerja dan kerap mengalami burnout, orangtua juga bisa mengalami kelelahan sangat, hal ini dikenal sebagai parental burnout.

Psikolog anak Saskhya Aulia Prima menuturkan beberapa pertanda parental burnout, di antaranya adalah merasa lelah secara fisik dan mental, merasa berjarak dengan anak. Orang yang mengalami parental burnout pun merasa tak lagi pantas jadi orangtua dan terbebani. Mengasuh anak tak lagi menyenangkan dan memberi kebahagiaan buat mereka. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau kita tidak senang ketemu anak, kalau berinteraksi sama anak jadi gampang marah, merasa jadi orangtua seperti berat banget, saya tidak bisa jadi orangtua.. Kalau ada pikiran seperti itu, butuh konsultasi kepada ahli," kata Saskhya dikutip dari Antara.

Jika itu terjadi, beristirahatlah sejenak dan cari waktu untuk diri demi melepas rasa penat.

Jika Anda mengalami hal ini maka cobalah menarik napas yang panjang. Cara ini berfungsi untuk "menipu" otak yang berpikir kemarahan sudah reda karena napas kembali teratur.

"Kalau mau marah, napas kita cepat. Coba tarik napas dalam dan hembuskan pelan-pelan sekitar lima kali sampai napas stabil dan kita siap untuk menghadapi anak," ujar dia.

Ada juga orang yang bisa lebih tenang setelah minum segelas air, atau bicara kepada diri sendiri untuk tidak "meledak". Cara lainya adalah dengan menghitung mundur hingga emosi kembali stabil.

Selain itu, berilah belas kasih kepada diri sendiri. Hargai pencapaian sekecil apapun dan nikmati ketidaksempurnaan. Tak perlu merasa selalu ada yang kurang dalam cara mendidik anak di tengah pandemi COVID-19.

"Atur pola pikir dan ekspektasi. Kita harus bersyukur bisa tetap bertahan, pikirkan mana yang bisa kita kontrol saja," katanya.

Anda bisa mencoba memeluk diri sendiri, lalu berterima kasih karena Anda bisa melewati hari-hari tanpa kendala yang berarti. Cari hal-hal yang bisa disyukuri di tengah masa adaptasi kebiasaan baru.

(chs)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER