Studi: Ibu Hamil Positif Covid-19 Berisiko Tinggi Prematur

CNN Indonesia
Selasa, 22 Sep 2020 21:03 WIB
Studi terbaru CDC menemukan bahwa ibu hamil yang terinfeksi Covid-19 berisiko lebih tinggi melahirkan bayi prematur.
Ilustrasi: Studi terbaru CDC menemukan bahwa ibu hamil yang terinfeksi Covid-19 berisiko lebih tinggi melahirkan bayi prematur. (Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Studi terbaru Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mendapati ibu hamil yang terinfeksi Covid-19 yang bergejala atau dirawat di rumah sakit memiliki risiko yang tinggi melahirkan bayi secara prematur.

"Dalam studi ini, kelahiran prematur terjadi kira-kira tiga kali lebih tinggi pada ibu hamil yang bergejala dibandingkan mereka yang tidak bergejala," tulis para peneliti CDC dalam studi tersebut seperti dikutip CNN.

Kelahiran prematur adalah kelahiran dini yang terjadi sebelum minggu ke-37 usia kehamilan. Lahir prematur berisiko memberikan komplikasi pada bayi seperti organ yang belum sempurna dan peningkatan berat badan yang lambat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Studi ini menganalisis 598 ibu hamil dengan Covid-19 yang dirawat di rumah sakit antara 1 Maret hingga 22 Agustus di 13 negara bagian di AS.

Lebih dari setengah ibu hamil dengan Covid-19 atau sekitar 54,5 persen tidak menunjukkan gejala saat mereka dirawat di rumah sakit. Di antara ibu hamil yang bergejala, 16,2 persen mengalami perawatan intensif di ICU, sebanyak 8,5 persen memerlukan ventilator mekanis invasif dan dua ibu hamil atau 0,7 persen meninggal dunia. Tidak ada ibu hamil yang asimtomatik yang membutuhkan perawatan intensif atau meninggal dunia.

Temuan CDC menunjukkan bahwa sebanyak 12,6 persen ibu hamil dengan Covid-19 yang dirawat di rumah sakit melahirkan secara prematur. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan 10 persen kelahiran prematur pada populasi umum di Amerika Serikat pada 2018.

Sebanyak 23,1 persen ibu hamil yang terinfeksi Covid-19 bergejala mengalami kelahiran prematur. Sedangkan pada ibu hamil yang tidak bergejala, kelahiran prematur terjadi sebanyak 8 persen.

Di antara kelahiran tersebut, dua bayi yang baru lahir meninggal dunia saat berada di rumah sakit. Keduanya lahir dari ibu hamil bergejala yang memerlukan perawatan invasif.

Peneliti menyarankan agar ibu hamil dan juga para dokter yang menangani lebih menyadari risiko yang akan dihadapi saat kelahiran.

"Perempuan hamil dan penyedia layanan kesehatan harus menyadari potensi risiko Covid-19 yang parah, termasuk hasil kehamilan yang merugikan," tulis para peneliti.

Infografis Cara Mencegah Penularan Covid-19 Saat Berhubungan SeksualFoto: CNN Indonesia/Timothy Loen
Infografis Cara Mencegah Penularan Covid-19 Saat Berhubungan Seksual



Sebelumnya, penelitian yang dipublikasikan di jurnal medis BMJ juga mendapati ibu hamil dengan Covid-19 berisiko melahirkan secara prematur, walaupun tidak tinggi.

"Sementara risiko keseluruhan ibu hamil dari virus korona rendah, temuan studi ini menyoroti risiko khusus bagi ibu hamil," kata presiden Royal College of Obstetricians and Gynecologists, Edward Morris, dalam sebuah pernyataan pada saat itu.

Ibu hamil termasuk dalam daftar orang yang berisiko sehingga harus terus melakukan tindakan pencegahan dari virus corona dengan memakai masker, menjaga jaran dan mencuci tangan.

(ptj/nma)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER