Mencuci tangan bukan hanya dapat memutus penularan Covid-19, tetapi juga membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat.
Kegiatan ini juga merupakan satu poin dari kampanye 3M: memakai #pakaimasker, #jagajarak, dan #cucitangan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan masyarakat untuk sesering mungkin mencuci tangan. Bahkan lamanya waktu cuci tangan direkomendasikan minimal 30 detik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penggunaan sabun untuk mencuci tangan dianggap sebagai cara untuk menghilangkan kuman dan virus yang ada di tangan. WHO mencatat sejumlah tata cara dan manfaat mencuci tangan.
Basuh seluruh permukaan tangan dengan air, lalu balur sabun ke seluruh permukaan tangan.
Telapak tangan merupakan bagian tangan yang paling sering terpapar benda lain, maka dari itu penting untuk memastikan bagian ini dicuci dengan bersih. Gosok seluruh permukaan tangan dengan sabun yang telah menempel di permukaan kulit.
Gosok ruang antara 10 jari tangan. Lakukan dengan menyelipkan jari jari tangan kanan ke sela-sela jari tangan kiri, dan lakukan sebaliknya. Lakukan hal tersebut pada posisi tangan searah, maupun berlawanan.
Punggung tangan adalah bagian yang kerap luput saat seseorang mencuci tangan. Meski paparan dengan benda lainnya tidak terlalu besar, namun baiknya dicuci dengan baik. Gosok punggung tangan hingga seluruhnya terbasuh, lakukan pada kedua tangan.
Ibu jari juga jadi bagian yang harus khusus dibersihkan. Genggam ibu jari dengan tangan lainnya dan gosok sambil memutarkan genggaman. Pastikan seluruh permukaan terbasuh dan lakukan pada kedua tangan.
Bagian ujung jari atau ujung kuku juga kerap terlewatkan saat mencuci tangan. Gosok dan bersihkan ujung kesepuluh jari dengan baik. Hal tersebut bisa dilakukan dengan menguncupkkan 5 ujung jari di telapak tangan lainnya dan memutar-mutar hingga terbasuh sabun.
Bila semua langkah-langkah menggosok dengan sabun dilewati, basuh seluruh permukaan tangan dengan air bersih dan mengalir sampai tidak ada busa sabun menempel.
Saat selesai membilas, tutup kran air dengan pelapis, bisa menggunakan tisu atau kain. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari paparan bakteri dan virus yang mungkin menempel di gagang kran.
Sebelum kembali beraktivitas, keringkan tangan hingga tidak terasa lembap. Hal ini dilakukan untuk mencegah bakteri atau virus yang masih terbawa di air.
Baik pemerintah maupun WHO menganjurkan agar masyarakat mencuci tangan sesering mungkin. Namun, sejumlah situasi bisa jadi pengingat bahwa Anda harus mencuci tangan, di antaranya:
Banyak hal-hal yang kadang tidak dianggap penting tapi kerap Anda sentuh saat beraktivitas, seperti gagang pintu, pagar, saklar lampu, keranjang belanja terlebih yang berada di tempat umum
Cuci tangan sesering mungkin saat Anda akan memasak atau sekadar menyiapkan makanan. Dengan mencuci tangan, berarti Anda mencegah diri dan keluarga mengonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri.
Dokter mikrobiologi klinis Wani Gunardi menyebut toilet atau kamar mandi bisa dihuni ratusan juta kuman. Untuk itu, pastikan mencuci tangan sebelum dan sesudah menggunakan toilet supaya tidak menyebarkan bakteri penyebab penyakit.
Jika Anda berada dalam situasi merawat teman atau saudara yang sakit, Anda sebaiknya lebih sering mencuci tangan. Hal tersebut dilakukan untuk melindungi diri Anda dan pasien dari kemungkinan terpapar bakteri dan virus.
Lihat juga:6 Cara Mengajarkan #CuciTangan kepada Anak |
Fasilitas cuci tangan seperti wastafel tidak ditemukan di semua tempat. Maka dari itu, sebaiknya Anda selalu bawa cairan pembersih tangan atau hand sanitizer berbahan alkohol. Gunakanlah cairan dengan kadar alkohol minimal 60 persen.
Meski cairan pembersih tangan bukanlah yang utama, namun setidaknya ini membantu mensterilkan tangan dari virus.
Cuci tangan menggunakan air mengalir tetap merupakan prioritas yang dianjurkan. Dalam kesempatan apa pun, sempatkan mencuci tangan dengan air mengalir meski Anda sudah mencuci tangan dengan cairan pembersih atau hand sanitizer.
(cha/imb/fjr)