Studi terbaru dari peneliti di University of South Carolina menguji coba pendekatan anyar untuk mencegah kanker usus besar. Pengujian pada tikus ini mendapati senyawa yang terkandung dalam ganja secara efektif menekan peradangan dan menghentikan perkembangan kanker usus besar.
Senyawa ini berupa zat psikoaktif yakni tetrahydrocannabinol (THC) yang disebut dapat mencegah peradangan.
Studi yang diterbitkan di jurnal iScience ini mengamati beberapa tikus dengan kanker kolon yang terkait dengan kolitis. Para ilmuwan merawat tikus dengan senyawa ganja HTC, sedangkan tikus dalam kelompok kontrol hanya menerima semacam plasebo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:7 Penyakit yang Bisa 'Diredam' oleh Ganja |
Pada akhir penelitian, tikus yang menerima THC tidak menunjukkan tumor, berbeda dengan kelompok kontrol. Tikus dalam kelompok THC juga mengalami peradangan usus besar yang lebih sedikit, di mana usus besar merupakan gejala IDB.
IDB atau Inflammatory Bowel Disease mengacu pada sekelompok kondisi kronis yang mempengaruhi usus besar dan usu kecil. Termasuk penyakit Crohn dan kolitis ulserativa.
Orang yang IDB memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker usus besar.
"Fakta bahwa kami dapat menunjukkan pengobatan dengan THC mencegah peradangan di usus besar dan pada saat yang sama menghambat perkembangan kanker usus besar, ini mendukung gagasan bahwa peradangan dan kanker usus besar sangat erat kaitannya," terang penulis studi senior, dokter Prakash Nagarkatti dikutip dari Medical News Today.
Peneliti lantas melanjutkan eksplorasi untuk mengetahui mengapa THC bisa mendatangkan efek tersebut. Rupanya, tim ilmuwan menemukan bahwa senyawa ini berkaitan dengan reseptor cannabinoid tipe 2 (CB2) yang diekspresikan pada sel kekebalan dan seluruh sistem gastrointestinal.
"Jadi pada [orang] yang berisiko lebih tinggi terkena kanker usus besar, THC atau agen anti-inflamasi lainnya mungkin akan bermanfaat," tambah dokter Nagarkatti.
![]() Infografis 7 Manfaat dan Bahaya Ganja |
Studi ini juga memberikan detail bahwa aksi THC mengikat reseptor CB2 dapat memicu proses anti-inflamasi. Akibatnya, sel-sel di usus kecil punya kemungkinan mengeluarkan molekul pro-inflamasi dan sebaliknya menghasilkan molekul anti-inflamasi.
Molekul-molekul tersebut lantas merekrut sel T regulator yang merupakan jenis sel kekebalan yang dapat membantu mengatasi peradangan dan melindungi tubuh dari kanker.
Temuan ini disebut sebagai kemajuan pemahaman biologis tentang IDB dan bermanfaat untuk pengembangan obat di masa depan.
Kendati penting untuk dicatat bahwa penelitian ini menunjukkan efek preventif, bukan kreatif. Artinya, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa THC atau agonis CB2 lainnya dapat mengobati IDB atau kanker usus besar.
Studi ini juga tidak merekomendasikan penggunaan ganja untuk mencegah kanker usus besar. Temuan ini hanya menunjukkan bahwa pengembangan senyawa non-psikoaktif menargetkan reseptor CB2 mungkin dapat bermanfaat untuk orang dengan IDB.