Cek Fakta Kabar Miring Soal Vaksin

KCP PEN | CNN Indonesia
Jumat, 16 Okt 2020 16:13 WIB
Beberapa kabar miring menerpa vaksin sehingga sebagian masyarakat enggan melakukannya. Beberapa kabar tersebut diklarifikasi oleh Satgas Penanganan Covid-19.
Ilustrasi. Beberapa kabar miring menerpa vaksin sehingga sebagian masyarakat enggan melakukannya. Beberapa kabar tersebut diklarifikasi oleh Satgas Penanganan Covid-19. (Foto: CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Vaksin pernah menjadi penyelamat manusia dari berbagai macam jenis wabah penyakit seperti Campak, Polio, Difteri, Rubella, Varicella, dan masih banyak lagi. Namun, walau terbukti klinis dan ampuh, masih ada sebagian masyarakat yang enggan melakukan imunisasi karena beberapa kepercayaan.

"Yang pasti jika masih ada masyarakat yang khawatir bahwa vaksin ini seolah memasukkan penyakit ke dalam tubuh, itu artinya kurang informasi ya," ucap Juru Bicara #SatgasCovid19 Reisa Broto Asmoro, Kamis (15/10).

Menurut dokter spesialis anak dari Yayasan Orangtua Peduli, Windhi Kresnawati, beberapa mitos muncul dalam perbincangan sosial. Hasilnya, terjadi penurunan angka vaksinasi memicu kenaikan penyakit spesifik yang dilawan vaksin tersebut. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut sejumlah kabar negatif soal vaksin dan pemaparan faktanya:

1. Kabar vaksin menyebabkan autisme

Fakta:

Penelitian vaksin sebagai penyebab autisme dilakukan oleh Andrew Wakefield pada tahun 1998 dan dinyatakan tidak valid. Ia terbukti melakukan kecurangan penelitian yang mengakibatkan penelitian tersebut dicabut. General Medical Council tidak memperbolehkan Andrew untuk berpraktik lagi di Inggris sejak tahun 2010. 

2. Kabar vaksin mengandung merkuri

Fakta:

Thimerosal merupakan suatu jenis ethylmercury berguna sebagai pengawet vaksin. Kadar yang dipakai dalam vaksin sangat sedikit dan tidak beresiko buruk bagi kesehatan. Untuk memastikan hal tersebut, pemerintah melakukan pengawasan dan evaluasi ketat pada vaksin sebelum diedarkan.

3. Kabar terdapat microchip dalam vaksin

Fakta:

Vaksin hanya berisi kuman tidak aktif yang dilemahkan atau partikelnya dan bahan media pembawa serta pengaman kumannya saja. Selain itu, tidak ada bukti microchip yang dapat masuk melalui jarum suntik.

4. Kabar menyuntikkan vaksin secara simultan akan melemahkan daya tahan tubuh

Fakta:

Sejak bayi baru dilahirkan, seseorang sudah bisa menerima vaksinasi atau imunisasi sebagai langkah untuk mencegah penularan penyakit. Berdasarkan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), imunisasi mampu mencegah 2-3 juta kematian anak setiap tahunnya. Vaksinasi dapat menghindari hal-hal buruk seperti komplikasi penyakit kecacatan bahkan kematian.

5. Kabar vaksin menggunakan sel janin aborsi

Fakta:

Windhi menjelaskan bahwa hal tersebut tidak terjadi di masa sekarang. Hal tersebut pernah terjadi pada tahun 1960-an di mana vaksin dikembangbiakkan menggunakan media sel hidup. Hal tersebut pernah dilakukan pada vaksin MMR.

"Jadi, kalau ada yang bilang ada sel janin yang digunakan, itu terjadi pada tahun 1960-an, di mana sel hidup digunakan secara legal untuk membuat vaksin dan itu sekali saja proses yang terjadi. Lantas apakah dalam vaksin ada sel janin? Jawabannya, hanya ada hasil produknya, yakni berupa virusnya saja," ujar Windhi.

(ayo/fjr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER