Peneliti Temukan Setengah Great Barrier Reef Australia Hilang

CNN Indonesia
Sabtu, 17 Okt 2020 15:10 WIB
Hasil studi terbaru menemukan setengah dari Karang Penghalang Besar (Great Barrier Reef) di Australia hilang.
Ilustrasi Karang Penghalang Besar (Great Barrier Reef) di Australia. (ltos/Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia --

Hasil studi terbaru menemukan setengah dari Karang Penghalang Besar (Great Barrier Reef) di Australia hilang.

Studi yang digagas oleh ARC Center of Excellence for Coral Reef Studies, Queensland, menunjukkan populasi karang berukuran kecil hingga besar sudah hilang dalam tiga dekade terakhir.

Andy Dietzel, pemimpin studi, mengatakan selama ini informasi mengenai karang sangat minim. Padahal populasi karang terus mengalami perubahan, terlebih Great Barrier Reef merupakan gugusan karang yang penting dalam ekosistem laut dunia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dietzel bersama tim pun meneliti Great Barrier Reef antara 1995-2017. Hasilnya, 50 persen karang hilang sejak 1990-an.

"Penurunan terjadi baik di perairan dangkal maupun lebih dalam, dan di hampir semua spesies, tetapi terutama pada karang yang bercabang dan berbentuk meja. Ini adalah yang paling parah, dipengaruhi oleh suhu," kata salah satu tim penulis, Profesor Terry Hughes, mengutip dari Lonely Planet.

Aerial view of the Great Barrier Reef in AustraliaIlustrasi Karang Penghalang Besar (Great Barrier Reef) di Australia. (Istockphoto/mevans)

Karang bercabang dan karang bentuk meja menyediakan struktur penting buat penghuninya. Terumbu karang hilang berarti hilang pula habitat ikan. Perubahan iklim meningkatkan frekuensi gangguan terhadap terumbu karang seperti gelombang panas laut. Peneliti menemukan bagian selatan terumbu terpapar suhu yang sangat tinggi dan memecahkan rekor di awal 2020.

Pemulihan terumbu karang pun terganggu karena lebih sedikit karang berukuran kecil dan sedikit karang dewasa yang berkembang biak.

"Dulu kami mengira Great Barrier Reef terlindungi karena ukurannya yang besar tetapi hasil riset kami menunjukkan bahwa sistem terumbu karang terbesar dan relatif terlindungi di dunia semakin terancam dan menurun," imbuh Hughes.

Saat ini data yang lebih baik mengenai tren demografis karang sangat diperlukan. Data akan digunakan untuk mengetahui tingkat dan kemungkinan pemulihan gangguan dan mengambil langkah besar untuk mengatasi perubahan iklim. "Tidak ada waktu lagi. kita harus segera menurunkan emisi gas rumah kaca secepatnya," kata Hughes.

(els/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER