Cuaca Ekstrem, Korsel Dilanda Krisis Kimchi

CNN Indonesia
Rabu, 21 Okt 2020 13:24 WIB
Korea Selatan sedang dilanda krisis kimchi akibat cuaca ekstrem yang melanda kawasan tersebut.
Ilustrasi. Korea Selatan sedang dilanda krisis kimchi akibat cuaca ekstrem yang melanda kawasan tersebut. (chengzhu/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia --

Krisis kimchi sedang melanda Korea Selatan. Penyebabnya, cuaca ekstrem yang menyapu bersih ladang kubis di Negeri Ginseng.

Kimchi terbuat dari fermentasi sayur kubis dengan cabai, garam, cuka, bawang putih. Kimchi umumnya hadir dengan rasa pedas, asam, asin, dan bau yang tajam.

Namun, topan yang melanda Korsel selama beberapa waktu ke belakang membuat harga kubis di pasaran melonjak hingga lebih dari 60 persen dengan ketersediaan yang minim.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Harga kubis jadi gila," ujar Jung Mi-ae, warga Korea Selatan, mengutip The Strait Times.

Pada situasi normal, setiap rumah tangga di Korea Selatan akan membeli kubis dan sayuran lainnya dalam jumlah besar untuk membuat kimchi demi merayakan tradisi Gimjang. Dalam tradisi ini, semua orang Korea akan membuat beraneka jenis kimchi dalam jumlah besar. Pembuatannya dilakukan selama berbulan-bulan di musim panas.

Tapi, tahun ini musim hujan turun sangat lama. Ditambah lagi tiga topan besar yang menyebabkan banjir pada Agustus dan September lalu. Cuaca ekstrem tersebut merusak tanaman dan mengganggu pasokan bahan dasar kimchi.

"Kubis sangat sensitif terhadap perubahan iklim dan segala jenis cuaca ekstrem yang akan merusak hasilnya," ujar seorang peneliti di Institut Ekonomi Pedesaan Korea, Kim Dajung.

Dajung memprediksi, ketidakpastian harga kubis dan bahan-bahan lainnya akan terus berlanjut hingga musim Gimjang dimulai pada pertengahan November.

Tak hanya berpengaruh pada rumah tangga, beberapa produsen kimchi juga mengaku telah menghentikan sementara penjualan daring karena kekurangan kubis.

Salah satu perusahaan makanan besar, CJ CheilJedang Corp, kini tengah mencari pasokan alternatif untuk memenuhi permintaan yang sangat tinggi. Pasalnya, banyak orang lebih sering makan di rumah karena pandemi.

(asr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER