Chrissy Teigen mengakhiri masa hiatusnya dari media sosial beberapa waktu lalu dengan sebuah 'surat' panjang yang berkisah mengenai penyebab keguguran yang dialaminya awal Oktober lalu. Teigen didiagnosis mengalami solusio plasenta.
"Saya tidak tahu bagaimana caranya kembali ke kehidupan nyata. Jadi, saya menulis artikel ini dengan harapan saya bisa melanjutkan hidup," tulis Teigen.
Dalam tulisannya, Teigen mengaku bahwa dirinya kerap memiliki masalah dalam hal plasenta. Akibat masalah itu, dia harus melahirkan putranya, Miles, sebulan lebih awal karena plasenta tidak memberikan nutrisi yang cukup pada janin. Namun, keguguran kali ini adalah pengalaman pertama Teigen dengan masalah medis yang lebih serius: solusio plasenta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di tempat tidur, saya mengalami pendarahan ringan sepanjang hari, mengganti pembalut setiap beberapa jam sekali saat sudah merasa tak nyaman," kata dia.
Saat pendarahan yang dialaminya semakin hebat, Teigen sampai hampir tak sadarkan diri dan dibawa ke rumah sakit. Setelah dirawat dan menerima banyak transfusi darah, dokter mengatakan bahwa si buah hati tak lagi bisa diselamatkan.
Solusio plasenta merupakan komplikasi kehamilan di mana plasenta terlepas dari dinding rahim bagian dalam sebelum proses persalinan. Lepasnya plasenta dapat menghambat pasokan nutrisi dan oksigen pada bayi.
Mengutip Health, kondisi ini umumnya terjadi pada trimester ketiga kehamilan. Namun, pada beberapa kasus, kondisi ini bisa terjadi kapan saja setelah minggu ke-20 kehamilan.
Kondisi ini terbilang jarang terjadi pada ibu hamil. Hanya sekitar 1 persen dari semua perempuan hamil yang mengalami solusio plasenta. Sebagian besar dapat diatasi, tapi sebagian lainnya tidak.
Gejala utama dari solusio plasenta adalah pendarahan pada vagina. Jumlah darah yang keluar tergantung pada seberapa banyak plasenta yang terlepas dari rahim.
Namun, pada beberapa kasus, darah juga bisa terkumpul di dalam tubuh, di antara plasenta dan rahim. Hal ini membuat tanda-tanda pendarahan tak terjadi.
American Pregnancy Association (APA) mencatat gejala solusio plasenta meliputi:
- nyeri uterus
- kontraksi cepat
- sakit perut
- kelainan detak jantung janin
![]() |
Semua gejala yang muncul selama masa kehamilan bisa diketahui melalui pemeriksaan rutin dengan dokter, seperti pemeriksaan fisik, USG, dan memeriksa detak jantung janin. Pendarahan umumnya baru akan terjadi pada trimester ketiga.
Tak diketahui dengan pasti apa yang menyebabkan solusio plasenta. Namun, dokter percaya beberapa faktor risiko turut berkontribusi di dalamnya seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan diabetes. Kebiasaan merokok dan konsumsi minuman beralkohol juga dapat meningkatkan risiko solusio plasenta.
Beberapa kondisi dapat meningkatkan risiko solusio plasenta, seperti berikut:
- berusia 35 tahun atau lebih saat hamil
- pernah mengalami solusio plasenta sebelumnya
- memiliki luka pada perut akibat cedera
- mengalami infeksi pada rahim
Lihat juga:Alasan Mengapa Ibu Hamil Penting Cek USG |
Dalam kasus ringan, pendarahan bisa dihentikan dengan tetap memantau detak jantung bayi. Transfusi darah juga akan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan darah dalam tubuh.
Namun, dalam kasus yang lebih parah, bayi harus segera dilahirkan melalui prosedur operasi caesar. APA menyebut, semua jenis solusio plasenta dapat menyebabkan kelahiran prematur. Bayi juga cenderung memiliki masalah kesehatan selama beberapa minggu setelah kelahiran. Sekitar 15 persen kasus solusio plasenta menyebabkan kematian janin.
(asr)