Orang Kaya China Sewa Tenaga Profesional Rapikan Lemari Baju

CNN Indonesia
Senin, 23 Nov 2020 05:50 WIB
Tingginya tingkat belanja di China melahirkan profesi anyar yang bertugas untuk merapikan pakaian-pakaian yang menumpuk di lemari.
Ilustrasi. Tingginya tingkat belanja di China melahirkan profesi anyar yang bertugas untuk merapikan pakaian-pakaian yang menumpuk di lemari. (iStockphoto/Natissima)
Jakarta, CNN Indonesia --

Chen Rui, seorang ibu rumah tangga di China, tak ingat kapan dia membeli sebuah jaket mewah berlabel Burberry. Jaket itu tak sengaja ditemukan saat sebuah tim khusus yang disewa Chen merapikan isi lemari pakaiannya.

Itu bukan tim biasa. Tim beranggotakan empat orang berseragam hitam dan rapi itu ditugaskan secara khusus untuk merapikan lemari pakaian Chen dari tumpukan barang-barang mewah miliknya. Mereka bekerja secara profesional sebagai ahli merapikan barang-barang di rumah, termasuk lemari pakaian.

Tingkat konsumsi akan barang-barang mewah di China yang tinggi memunculkan para pekerja profesional anyar ini. Laporan McKinsey pada 2019 menemukan, sepertiga dari semua pengeluaran mewah secara global dilakukan oleh kalangan konsumen di China.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertumbuhan ekonomi China yang sangat tinggi selama empat dekade terakhir telah menyebabkan lonjakan belanja masyarakat. Banyak masyarakat membelanjakan uang mereka dengan membeli barang-barang berlabel mewah untuk meningkatkan status mereka.

Chen, misalnya, yang menyimpan berbagai barang mewah berlabel Louis Vuitton, Burberry, Chanel, Prada, dan Guci di dalam lemari besarnya. "Saya senang memanjakan diri saya [dengan barang-barang mewah]. Saya rasa saya tak perlu membatasi diri saya," ujar Chen, melansir AFP.

Barang yang menumpuk tak ayal membuat Chen pusing untuk merapikannya. Untuk itu lah, Chen menyewa tim khusus yang dipimpin Yu Ziqin, yang ditugaskan untuk merapikan lemarinya.

Yu Ziqin sendiri merupakan satu dari ribuan 'siswa' yang lulus dari sekolah pengorganisasian rumah bernama Liucundao. Sekolah ini mengajarkan para siswanya untuk membantu para konsumen kelas tinggi di China dalam menertibkan koleksi barang-barangnya.

Pendiri sekolah, Bian Lichun mengatakan, kini ada lebih dari 3 ribu tenaga profesional di industri merapikan barang-barang rumah yang sedang berkembang ini. Pasar ini bahkan diperkirakan dapat mencetak US$14,9 miliar pada tahun ini.

Selama pandemi, Bian mengatakan bahwa bisnis yang dilakoninya ini melonjak hingga 400 persen. Sebagaimana diketahui, tingkat belanja daring melonjak saat orang-orang harus menghabiskan waktunya di rumah selama pandemi. Hal ini membuat banyak orang mengeluarkan sejumlah uang untuk barang-barang yang sebenarnya tak diperlukan.

Rearview shot of a young woman standing in front of her closet choosing something to wearIlustrasi. Tingginya tingkat belanja di China melahirkan pekerja profesional baru yang bertugas untuk merapikan pakaian-pakaian yang menumpuk di lemari. (Istockphoto/kupicoo)

Salah seorang petugas, Han Yonggang mengatakan, umumnya masing-masing dari mereka dibayar hingga US$2 ribu untuk proses merapikan barang selama beberapa hari. Dalam setahun, dia bahkan bisa mengumpulkan lebih dari satu juta yuan.

"Saya menghasilkan lebih dari yang saya dapatkan ketika saya masih menjadi desainer grafis," ujar Han.

Namun, tak seperti Marie Kondo, Bian dan timnya tak pernah menyarankan klien untuk membuang barang atau meminta mereka untuk mengubah kebiasaan belanjanya. Sebaliknya, mereka mengajarkan bagaimana caranya mempertahankan barang melalui penyimpanan dan desain yang lebih cerdik.

"Tak ada yang tak berguna di dunia ini," kata Bian.

Perusahaan dan sekolah ini dibangun Bian sejak sepuluh tahun lalu. Kini, dia semakin melihat celah di tengah pasar yang terus meningkat.

"Orang-orang dulu berpikir bahwa kami adalah tukang bersih-bersih. Tapi, sekarang mereka sangat menghormati kami," kata Bian.

Bian tak menyalahkan merebaknya e-Commerce yang telah meningkatkan kebiasaan belanja masyarakat. Bagi Bian, ini bukan perkara konsumsi berlebih, tapi lebih tentang tantangan menemukan tempat untuk menyimpan pakaian di kota-kota padat penduduk di China.

"Tujuan kami adalah memilah-milah ruang, bukan mengatur orang," kata Bian.

(asr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER