Covid-19 ibarat 'ancaman' bagi semua orang, terlebih bagi orang dengan diabetes. Penyakit yang disebabkan oleh lonjakan gula darah ini membuat risiko komplikasi infeksi virus corona semakin parah.
Diabetes menjadi salah satu komorbid atau penyakit penyerta yang paling banyak ditemukan pada pasien Covid-19. Pasien dengan komorbid memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami dampak fatal.
Menyitat data dari laman Covid19.go.id, di Indonesia, diabetes menjadi komorbid kedua tertinggi terbesar setelah hipertensi. Disusul setelahnya penyakit jantung, penyakit paru obstruktif kronis, gangguan pernapasan lain, dan beberapa kondisi medis lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:7 Gejala Diabetes pada Ibu Hamil |
Tak hanya di Indonesia, mengutip jurnal Nature, survei epidemiologi dalam tingkat global menemukan bahwa pasien diabetes berisiko tinggi tertular Covid-19. Kelompok ini juga menjadi korban utama kematian akibat Covid-19.
Risiko kematian akibat Covid-19 bahkan disebut empat kali lebih tinggi pada pasien diabetes daripada non-diabetes. Sebuah studi yang dilakukan terhadap 3.200 pasien menemukan, 34 persen dari 481 pasien yang meninggal dunia diketahui mengidap diabetes. Demikian pula laporan dari Center for Disease and Prevention (CDC) Amerika Serikat yang menunjukkan bahwa 11 persen pasien Covid-19 mengidap diabetes.
Diabetes merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi akibat gangguan kerja insulin. Lebih dari 425 juta orang di dunia mengidap diabetes. Diprediksi akan ada 629 juta orang di dunia pada 2045 mendatang yang mengidap diabetes.
Di Indonesia, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 mencatat prevalensi diabetes dari hasil pemeriksaan darah naik dari 6,9 persen pada 2013 menjadi 8,5 persen.
![]() |
Mengutip Science Direct, kontrol glikemik yang buruk pada pasien diabetes memicu lemahnya respons imun terhadap Covid-19. Pada gilirannya, kondisi ini diprediksi mendukung masuknya virus ke dalam sel target yang menyebabkan peningkatan viral load.
Saat mengalami infeksi virus, penyakit yang dialami orang dengan diabetes akan lebih sulit diobati karena adanya fluktuasi darah dan kemungkinan komplikasi penyakit bawaan.
Imun tubuh yang lemah pada orang dengan diabetes juga membuat tubuh semakin sulit melawan virus yang menyerang, seperti virus SARS-CoV-2. Selain itu, virus juga diketahui dapat berkembang dalam lingkungan dengan kadar gula darah yang tinggi.
Namun, American Diabetes Association (ADA) mencatat, belum ada bukti yang cukup untuk menyebut pasien diabetes lebih berisiko terhadap Covid-19 dibandingkan populasi umum. Alih-alih demikian, ADA menyebut, masalah utama yang akan dihadapi orang dengan diabetes adalah risiko komplikasi yang lebih tinggi.
Selain itu, diabetes juga kerap diikuti dengan sejumlah kondisi kronis lainnya seperti penyakit jantung. Hal itu membuat mereka semakin berisiko mengalami komplikasi yang marah, bahkan hingga berujung kematian.
Namun, risiko tersebut akan menurun jika pasien diabetes dapat mengontrol kadar gula darahnya dengan baik selama masa pandemi ini.
(asr/asr)