Kebiasaan merokok dinilai sangat berisiko di masa pandemi ini. Tak hanya mengganggu kesehatan jantung dan paru-paru, berbagai penyakit infeksi termasuk Covid-19 juga rentan tertular.
Junior Doctor Network dr. Vito Anggarino Damay mengatakan tingginya risiko ini disebabkan karena perokok menyentuh mulut berulang kali saat memegang rokok. Tangan orang yang merokok ini belum tentu bersih dan bisa jadi terkontaminasi dengan virus.
"Orang yang merokok lebih berisiko dirawat karena penyakit berat termasuk Covid-19 juga," ujar Vito dalam Dialog Produktif "Awasi Penyakit Tidak Menular untuk Tetap Produktif dan Aman COVID-19" di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Senin (9/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebut, risiko berbagai penyakit infeksi, termasuk Covid-19, tidak hanya mengintai perokok aktif tetapi juga para perokok pasif. Risiko ini juga harus diwaspadai para perokok pasif, yang juga dapat tertular dengan berbagai penyakit menular lainnya di masa Covid-19 ini.
"Perokok pasif itu paling kasihan karena kesannya enggak tahu apa-apa. Enggak ngerasain nikmatnya, malah menghirup asap, terkena imbasnya," tambahnya.
Lebih lanjut, Vito menegaskan bahwa kandungan rokok dan asap yang dihasilkan sangat berpotensi menurunkan kerja sel imun pada tubuh.
"Karena asapnya [rokok], ada sel-sel radang, yang menyebabkan kemampuan pertahanan tubuh kita berkurang. Makanya mudah terserang Covid-19 ataupun penyakit infeksi lain karena pertahanan tubuhnya berkurang," paparnya.
Untuk itu, Vito mengimbau masyarakat untuk mengurangi bahkan menghentikan kebiasaan merokok, terlebih pada masa pandemi ini.
"Bergantilah dengan pola hidup sehat dan makan yang bergizi, seperti banyak konsumsi sayur dan buah-buahan," katanya.