HARI DIABETES SEDUNIA

Pandemi Covid-19 Tingkatkan Risiko Diabetes

CNN Indonesia
Sabtu, 14 Nov 2020 08:34 WIB
Menurut dokter spesialis penyakit dalam ahli endokrin-metabolik-diabetes, perubahan gaya hidup selama pandemi Covid-19 mempengaruhi peningkatan risiko diabetes.
Menurut dokter spesialis penyakit dalam ahli endokrin-metabolik-diabetes, perubahan gaya hidup selama pandemi Covid-19 mempengaruhi peningkatan risiko diabetes.( Pixabay/stevepb)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pandemi Covid-19 disebut dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami diabetes. Diabetes adalah penyakit kronis yang menyebabkan kadar gula darah tinggi dan dapat memicu komplikasi.

Menurut dokter spesialis penyakit dalam ahli endokrin-metabolik-diabetes Dyah Purnamasari, perubahan gaya hidup selama pandemi Covid-19 mempengaruhi peningkatan risiko diabetes.

"Walaupun belum meneliti, tapi berdasarkan pengalaman kami ada banyak orang yang sebelumnya sehat menjadi pradiabetes, dari pradiabetes menjadi diabetes," kata Dyah dalam webinar Tropicana Slim dalam memperingati Hari Diabetes Sedunia tiap 14 November.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dyah menjelaskan pandemi Covid-19 membuat orang bergerak lebih sedikit karena beraktivitas dari rumah, berolahraga terbatas, dan lebih banyak mengonsumsi makanan yang tidak sehat. Gaya hidup yang tidak sehat ini meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes.

"Sebelumnya sering jalan ke kantor, olahraga saat CFD, sekarang hanya di rumah dan lebih banyak duduk. Memesan makanan juga lebih sering saat ini, jadi berat badan meningkat dan obesitas," tutur Dyah.

Selain faktor gaya hidup, stres yang meningkat selama pandemi Covid-19 juga dapat memicu kenaikan gula darah yang dapat menyebabkan diabetes.

Seseorang didiagnosis memiliki  pradiabetes jika kadar gula darah puasa berkisar antara 100-125 mg/dl. Sedangkan diabetes memiliki kadar gula darah puasa lebih dari 125 mg/dl. Dalam keadaan normal, gula darah orang dewasa kurang dari 100 mg/dl.

Faktor risiko seseorang terkena diabetes meningkat jika memiliki obesitas, kurang berolahraga, memiliki hipertensi, kadar kolesterol tinggi, dan memiliki riwayat keluarga mengalami diabetes.

Untuk mencegah diabetes, setiap orang harus menjalankan gaya hidup sehat dengan menjaga berat badan ideal, berolahraga teratur, dan mengonsumsi makanan yang sehat untuk menghindari hipertensi, kolesterol, dan gula darah yang tinggi.

Memperparah kondisi diabetes

Selain meningkatkan risiko diabetes, pandemi Covid-19 juga dapat memperparah kondisi orang yang sudah mengidap diabetes.

Dyah menjelaskan banyak pasien diabetes sulit menjalankan gaya hidup selama pandemi Covid-19 lantaran ruang gerak yang terbatas.

"Yang biasanya olahraga di luar rumah, menjadi tidak bisa.  Kedua, untuk mendapatkan bahan makanan yang sesuai menjadi tidak semudah dulu. Ketiga, pasien takut ke rumah sakit sehingga konsumsi obat tidak terkontrol," ungkap Dyah.

Perubahan-perubahan itu berkontribusi membuat gula darah menjadi tidak terkontrol. Gula darah yang tinggi dan tidak terkontrol dapat memicu kerusakan organ dan komplikasi seperti penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, dan penyakit mata.

Sementara itu, pasien diabetes juga memiliki risiko mengalami penyakit Covid-19 yang lebih parah.

"Covid-19 dan diabetes itu timbal balik. Orang dengan diabetes terutama gula darah tidak terkontrol memiliki stres oksidatif yang tinggi sehingga semakin meningkatkan peradangan dan gejala yang timbul," kata Dyah.

Oleh karena itu, Dyah menyarankan setiap pasien diabetes untuk selalu berkonsultasi dengan dokter mengenai pengobatan yang sesuai, mengecek dan mengontrol gula darah, serta menjalankan gaya hidup sehat.

Untuk mencegah Covid-19, pasien diabetes juga harus tetap menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. 

(ptj/chs)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER