Cegukan sering kali terjadi secara tiba-tiba dan bisa sangat mengganggu. Kenali beberapa cara menghilangkan cegukan dengan cepat.
Secara medis, cegukan dikenal dengan istilah synchronous diaphragmatic flutter (SDF) atau singultus. Cegukan terjadi saat diafragma tiba-tiba berkontraksi tanpa disengaja. Pada saat yang sama, kotak suara berkontraksi dan pita suara menutup yang dapat menghalangi aliran udara.
Cegukan bisa terjadi pada siapa saja, pada segala tingkat usia dan jenis kelamin. Cegukan umumnya dapat hilang dengan sendirinya tanpa memerlukan bantuan medis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Makan dan minum terlalu cepat sering kali menjadi penyebab utama cegukan. Menghindari makanan pedas dan minuman berkarbonasi bisa menjauhkan Anda dari cegukan.
Mengutip Medical News Today, berikut beberapa cara menghilangkan cegukan dengan cepat.
- Tarik napas dan tahan selama sekitar 10 detik, lalu keluarkan perlahan. Ulangi sebanyak tiga atau empat kali. Kemudian, ulangi 20 menit kemudian.
- Posisikan lutut menempel ke dada dan peluk selama 2 menit.
- Kompres dada dengan lembut sembari mencondongkan tubuh ke depan.
Lihat juga:5 Cara Mengatur Ulang Pola Tidur Berantakan |
- Berkumur dengan air dingin atau es.
- Letakkan sedikit gula pasir di lidah. Saat meleleh, telan gula tersebut.
- Minum air dingin/es secara perlahan.
- Minum segelas air hangat dengan sangat perlahan, hingga habis tanpa bernapas.
- Ambil irisan tipis lemon, letakkan di lidah dan hisap seperti manisan.
- Pegang ujung lidah dengan jari dan tarik. Cara ini merangsang saraf vagus dan meredakan kontraksi diafragma yang terkadang dapat menghentikan cegukan.
- Tekan diafragma dengan lembut.
- Beri tekanan lembut di setiap sisi hidung saat menelan.
Dalam banyak kasus, cegukan akan hilang dengan sendirinya dan tak perlu dikhawatirkan. Jika cegukan terus berlanjut, hubungi dokter untuk mendapatkan pengobatan.
Dokter akan meresepkan obat jika pasien mengalami kondisi tertentu sebagai cara menghilangkan cegukan. Beberapa kondisi yang jadi pertimbangan di antaranya saat pasien tak bisa makan dengan benar, mengalami insomnia, dan memperlihatkan gejala depresi klinis.
(asr)