Sebuah analisis baru menemukan bahwa rumah menjadi 'hot spot' untuk penularan Covid-19. Hal ini khususnya berlaku bagi rumah yang di dalamnya terdapat satu pasien positif infeksi virus corona.
Pasangan berisiko lebih tinggi saling menularkan daripada anggota keluarga yang lainnya. Kemungkinan risiko tinggi muncul karena keintiman dan kontak yang lama antar pasangan.
Analisis yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Network Open juga menemukan, risiko lebih tinggi jika anggota keluarga menunjukkan gejala klinis, seperti batuk, bersin, nyeri tubuh, menggigil, dan demam. Risiko lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak menunjukkan gejala.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:Alasan Lansia Rentan Terinfeksi Covid-19 |
Selain itu, melansir CNN, risiko juga lebih tinggi terjadi di antara orang dewasa dibandingkan antara orang dewasa dan anak.
Sebelumnya, studi dari Center for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat menemukan, penularan di antara anggota keluarga terjadi dengan cepat.
Sekitar 53% orang yang tinggal dengan anggota keluarga yang terinfeksi Covid-19 tertular dalam waktu sepekan. Sekitar 75% dari infeksi sekunder terjadi dalam lima hari sejak gejala pertama pada pasien awal muncul.
Lihat juga:Satgas Jawab Isu Kopi Bisa Cegah Covid-19 |
"Ini adalah studi yang mengingatkan kita tentang betapa menularnya virus penyebab Covid-19, dan betapa sulitnya menjaga agar tidak menulari orang lain yang berada di dalam area atau ruang yang padat," ujar ahli kesehatan George Washington University, Leana Wen, yang tidak terlibat dalam penelitian.
Pertimbangkan untuk meminta semua orang yang tinggal di rumah mengenakan masker. Mengenakan masker 79% efektif mencegah penyebaran virus. Apalagi, penelitian menemukan, efektivitas semakin baik saat anggota keluarga mulai memakai masker sebelum gejala pada orang yang pertama terinfeksi muncul.
(asr)