Reaksi Alami Umum yang Muncul Usai Vaksin

CNN Indonesia
Kamis, 17 Des 2020 15:11 WIB
Beragam efek samping atau yang lebih tepat disebut sebagai reaksi alami tubuh pun muncul pascavaksinasi.
ILUSTRASI vaksinasi (ANTARA FOTO/Rahmad)
Jakarta, CNN Indonesia --

Seluruh dunia tengah berupaya mencari vaksin Covid-19 untuk mengatasi pandemi. Jika terbukti efektif, vaksin ini dapat digunakan secara luas.

Indonesia sendiri sudah menjajaki pembelian sejumlah vaksin, dengan salah satu yang sudah didatangkan adalah 1,2 juta dosis Sinovac, vaksin yang dikembangkan produsen dari China. Presiden Jokowi sudah mengungkapkan soal vaksin corona gratis untuk masyarakat.

Hanya saja belakangan juga viral terkait efek samping usai suntik vaksin virus corona.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bicara tentang vaksin secara umum, Anda pasti sudah paham ada beberapa rangkaian vaksin dan imunisasi yang diberikan bahkan sejak usia dini. Beragam efek samping atau yang lebih tepat disebut sebagai reaksi alami tubuh pun muncul pascavaksinasi.

Ketua Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia, Profesor dokter Iris Rengganis, menyatakan bahwa vaksin yang sudah terbukti efektif dan sudah disetujui oleh Badan POM, aman digunakan oleh masyarakat luas.

"Vaksin aman dan efektif untuk mencegah penyakit. Tapi, kita juga mesti memberi edukasi bahwa tidak ada yang 100 persen, artinya mungkin masih bisa terkena (virus), tapi tidak seberat jika tidak divaksin. Begitu juga dengan vaksin Covid-19 yang sedang diuji, kita tunggu hasil interim reportnya," tutur Iris kepada CNNIndonesia.com, Kamis (17/12).

"Efek samping atau efek simpang saat divaksin itu biasa. Setiap vaksin ada efek simpangnya. Tetapi, ini tidak berarti apa-apa. Biasanya dua hingga tiga hari akan hilang."

Vaksin adalah metode yang aman dan efektif untuk melindungi orang dari penyakit. Vaksin dilakukan dengan cara menyuntikkan virus atau bakteri yang sudah dilemahkan ke dalam tubuh.

Cara ini akan melatih sistem kekebalan tubuh untuk membentuk antibodi untuk dapat melawan infeksi yang datang di masa depan. Proses inilah yang menyebabkan munculnya sejumlah efek samping ringan saat divaksin.

Berikut efek samping yang umumnya muncul saat divaksin.
1. Nyeri pada bekas suntikan
2. Kemerahan pada bekas suntikan
3. Pegal pada lengan atau area suntikan
4. Demam ringan.

"Di tempat disuntik tentu respons pasti nyeri, kemerahan. Itu reaksi sekitar bahwa ada respons, terbentuk sel-sel mendatangi lokasi suntikan. Kemudian, ada pembengkakan sebab benda asing datang, sebetulnya mengusir sambil membentuk kekebalan," ucap Hindra Irawan, profesor sekaligus Ketua Komnas KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) dan anggota ITAGI kepada CNNIndonesia.com., Kamis (17/12).

Efek samping ini biasanya akan hilang dalam dua atau tiga hari. Efek samping yang berat seperti alergi berat atau komplikasi biasanya sangat jarang terjadi.

"(Kalau) menyebar ke seluruh tubuh , demam, lemas, gangguan nafsu makan, gejala lain. Namun biasanya sifatnya ringan dan sembuh sendirinya. Itu kan reaksi umum manusia makhluk hidup, menggerakkan sel, mediator. itu alamiah tubuh sih."

ilustrasi vaksin coronaFoto: iStockphoto/FilippoBacci
ilustrasi vaksin corona

Hindra menambahkan reaksi alami atau yang kerap dianggap sebagai efek samping untuk anak-anak dan dewasa adalah sama. Namun dalam beberapa kasus, anak mengalami kejang usai vaksin. Hal ini pun juga disebut punya alasan lain.

"Kondisi susunan saraf anak itu belum mature. Kemudian mungkin ada riwayat keluarga, sehingga kejang kalau demam terlalu tinggi. Kejangnya gara-gara demam," kata dia.

"Anak mungkin alergi komponen vaksin. Komponen vaksin kan macam-macam: ada zat aktif (virus yang dilemahkan tadi), vaksin itu musti dipertahankan pada suhu ideal dan diperkuat ada pengawet, antibiotik biar ga terkontaminasi bakteri, ajuvan agar daya lindung berlipat, dan preservatif (pengawet). Itu komponen bisa memberikan reaksi alergi. Kalau ada hipersensitif reaksi tubuh bisa berlebihan. Tapi ada yang kebal, jadi reaksi nggak ada."

Kapan reaksi alami usai vaksin ini berlebihan dan harus dibawa ke dokter?

Hindra mengungkapkan, untuk anak, secara teoritis reaksi alami seharusnya tidak berkepanjangan. Ketika reaksi alami itu berlangsung lebih lama dari biasanya (beberapa hari sampai seminggu), barulah anak perlu diperiksakan.

"Harusnya bengkak hilang dalam tiga hari sampai seminggu, ini nggak hilang lebih dari seminggu. Kemerahan harusnya 3-5 hari saja, ini masih ada. Demam cukup semalam, ini besoknya masih. Anak kejang mungkin kolik, bisa dibawa ke dokter."

Untuk orang dewasa, kasus-kasus reaksi alami juga demikian. Bengkak biasanya berlangsung satu atau dua malam, sementara nyeri bisa berlangsung seminggu. Reaksi demam biasanya berlangsung ringan dan sebentar.

"Kalau malah 39 derajat atau (demamnya) sampai 3-5 hari, ini musti dicek," kata Hindra.

(ptj/els/chs)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER