Dokter: Bell's Palsy Akibat Vaksin Bisa Pulih Sendiri

CNN Indonesia
Jumat, 11 Des 2020 15:40 WIB
Temuan terbaru dari pertemuan FDA Amerika Serikat menunjukkan vaksin Covid-19 dari Pfizer-BioNTech dapat menyebabkan Bell's Palsy.
Ilustrasi. Temuan terbaru dari pertemuan FDA Amerika Serikat menunjukkan vaksin Covid-19 dari Pfizer-BioNTech dapat menyebabkan Bell's Palsy. (iStockphoto/herraez)
Jakarta, CNN Indonesia --

Temuan terbaru dari pertemuan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menunjukkan vaksin Covid-19 dari Pfizer-BioNTech dapat menyebabkan Bell's Palsy.

Temuan FDA mendapati dari 22 ribu partisipan penerima vaksin, empat diantaranya mengalami Bell's Palsy. Bell's Palsy adalah suatu kelainan yang ditandai dengan kelumpuhan sementara otot-otot wajah.

Salah satu penderita mengalami kelumpuhan otot-otot wajah sekitar tiga hari setelah penyuntikan. Keadaan kembali normal setelah tiga hari. Tiga orang lain mengalami kelumpuhan otot wajah setelah 9-48 hari pasca penyuntikan. Keluhan berangsur membaik setelah hari ke-10.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masih belum diketahui secara pasti bagaimana vaksin Covid-19 ini dapat menyebabkan Bell's Palsy.

"Meskipun database keamanan terungkap adanya ketidakseimbangan kasus Bell's palsy [4 dalam kelompok vaksin dan tidak ada dalam kelompok plasebo], hubungan sebab akibat kurang pasti karena jumlah kasusnya sedikit," keterangan dalam FDA Briefing Document.

FDA meminta para dokter untuk terus melakukan pemantauan terhadap penerima pasien.

Dokter I Made Cock Wirawan menjelaskan penyebab pasti Bell's Palsy hingga saat ini juga belum diketahui. Namun, kelainan bisa sembuh dengan sendirinya.

"Kelainan ini bersifat sementara dan bisa pulih sendiri," kata Made dalam blog miliknya, saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Kamis (10/12).

Kendati demikian, Made menyebut empat kasus Bell's Palsy ini menjadi kasus yang paling disorot dalam pelaksanaan uji klinis tahap akhir vaksin tersebut.

"Sebelumnya dilaporkan, kasus-kasus kejadian ikutan pasca-vaksin Covid-19 terbilang cukup rendah yakni kurang dari 0,5 persen," kata Made.

Menurut dokter Made, kasus Bell's Palsy pada penerima vaksin bukan yang pertama kali terjadi. Pada 2001 pernah dilaporkan kejadian serupa pada penerima vaksin flu.

(ptj/asr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER