Upaya memutus rantai penyebaran Covid-19 perlu dilakukan secara komprehensif melalui upaya penerapan protokol kesehatan secara disiplin dan vaksinasi.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengisyaratkan jika proses pembuatan vaksin Covid-19 dapat dipercepat dalam situasi pandemi ini.
Namun, vaksin tidak akan optimal jika protokol kesehatan 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak tidak dilakukan dengan disiplin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pakar Imunisasi Elizabeth Jane Soepardi menyebutkan bahwa proses pembuatan vaksin sangat rumit dan dengan prinsip kehati-hatian. Aspek keamanan dan keampuhan juga merupakan hal yang diperhatikan dalam melakukan vaksinasi Covid-19.
"Membuat vaksin itu luar biasa sulit, prosesnya panjang. Untuk vaksin Covid-19 kita tidak bisa menunggu lima hingga sepuluh tahun, itu sebabnya dari Badan Kesehatan Dunia dimungkinkan untuk vaksin dipercepat, tetapi bukan berarti prosesnya asal-asalan," ujarnya dalam Dialog Produktif yang diselenggarakan di Media Center Komite Penanganan Covid -19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Kamis (3/12/2020).
Sejauh ini, vaksin Covid-19 sudah menunjukkan angka keberhasilan dan siap digunakan di beberapa negara. Namun, Elizabeth menegaskan bahwa vaksinasi tidak menjamin 100 persen orang tersebut tidak tertular.
Walaupun divaksin dengan vaksin yang sangat ampuh, tidak menjamin antibodi terbentuk sepenuhnya. Oleh sebab itu, walaupun sudah divaksinasi, protokol kesehatan tetap harus dijaga.
"Seluruh protokol kesehatan yang dipakai semua negara berasal dari WHO. Protokol tersebut juga tidak asal dan harus dibuktikan dengan penelitian. Oleh sebab itu, jika melakukan disiplin 3M maka risiko penularan akan sangat minim," katanya.
Penelitian WHO menyatakan bahwa jika tidak menggunakan masker maka kemungkinan tertular 100 persen. Jika hanya menggunakan masker kain biasa, maka bisa menurunkan risiko tertular 45 persen. Kalau menggunakan masker bedah dapat menurunkan risiko tertular 70 persen.
Jika menjaga jarak aman minimal 1,5 meter, bisa menurunkan risiko 80 persen. Mencuci tangan juga dapat menurunkan risiko tertular 35 persen.
(ang/fef)