Putus Rantai Penyebaran Covid-19 dengan 3M dan Vaksinasi

KPC PEN | CNN Indonesia
Jumat, 04 Des 2020 20:00 WIB
Pakar Imunisasi Jane Soepardi mengatakan walaupun sudah vaksinasi, protokol kesehatan 3M tetap harus dilakukan.
Pakar Imunisasi Jane Soepardi mengatakan walaupun sudah vaksinasi, protokol kesehatan 3M tetap harus dilakukan. (Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)
Jakarta, CNN Indonesia --

Vaksinasi tanpa protokol kesehatan diyakini tidak menjamin berhentinya penularan Covid-19. Ahli kesehatan meminta masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan meski kelak vaksin sudah diedarkan.

Pakar Imunisasi Elizabeth Jane Soepardi mengatakan vaksin yang sangat ampuh itu tidak menjamin antibodi terbentuk sepenuhnya. Walaupun sudah divaksinasi, protokol kesehatan tetap harus dilakukan.

"Seluruh protokol kesehatan yang dipakai semua negara berasal dari WHO. Protokol tersebut juga tidak asal dan harus dibuktikan dengan penelitian. Oleh sebab itu, jika melakukan disiplin 3M maka risiko penularan akan sangat minim," ujar Jane dalam Dialog Produktif yang diselenggarakan di Media Center Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN), Kamis (3/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama ini penelitian WHO menyebut jika mengesampingkan penggunaan masker maka kemungkinan persentase penularan Covid-19 mencapai 100 persen.

Apabila hanya menggunakan masker kain risiko tertular menjadi 45 persen, sedangkan penggunaan masker bedah dapat menurunkan risiko tertular 70 persen.

Kemudian, jika jaga jarak minimal 1,5 meter diterapkan maka bisa menurunkan risiko 80 persen. Mencuci tangan juga dapat menurunkan risiko tertular 35 persen.

Makanya ia menekankan protokol kesehatan harus menjadi kebiasaan baru walau vaksin sudah ditemukan.


Percepat Pembuatan Vaksin

Jane melanjutkan, risiko tersebut bukan berarti bahwa pembuatan vaksin tidak dilakukan dengan serius sehingga tak aman.

WHO sendiri mengisyaratkan proses pembuatan vaksin Covid-19 dibuat dipercepat dalam situasi pandemi namun tetap memperhatikan syarat yang ketat menyangkut efektivitas dan keamanan.

"Membuat vaksin itu luar biasa sulit, prosesnya panjang. Untuk vaksin Covid-19 kita tidak bisa menunggu lima hingga sepuluh tahun, itu sebabnya dari Badan Kesehatan Dunia dimungkinkan untuk vaksin dipercepat, tetapi bukan berarti prosesnya asal-asalan," jelasnya.

Proses pembuatan vaksin sangat rumit dan dengan prinsip kehati-hatian. Aspek keamanan dan keampuhan juga merupakan hal yang diperhatikan dalam melakukan vaksinasi COVID-19.

Sejauh ini vaksin Covid-19 sudah menunjukkan angka keberhasilan dan siap digunakan di beberapa negara.

(ayo/fef)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER