Islandia Rilis Situs Bagi Orang Tak Bisa Pelesir saat Pandemi

CNN Indonesia
Minggu, 20 Des 2020 01:42 WIB
Islandia merilis situs khusus bagi orang yang terjebak tak bisa berlibur karena pandemi dan mengurangi kebiasaan membuka aplikasi ponsel.
Ilustrasi. (Foto: Kaboompics/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia --

Islandia merilis situs web untuk menghentikan para pelancong secara berlebihan menghabiskan waktu mengecek aplikasi di ponsel (doomscrolling). Domscrolling atau doomsurfing merupakan kecenderungan seseorang terus-menerus menghabiskan waktu daring (online) tanpa henti membuka semua aplikasi di ponsel.

Sebuah riset yang dilakukan ResearchGate mengungkap bahwa sejak munculnya pandemi COVID-19, jumlah orang dan waktu yang dihabiskan untuk aplikasi media sosial meningkat pesat setiap hari, terutama sekarang karena kita semua di rumah dan memiliki waktu di 'tangan' kita.

Babita Spinelli, seorang psikoanalis di New Jersey, AS menjelaskan orang beralih ke media sosial untuk mendapatkan informasi selama masa stres karena pandemi Covid-19.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dandoomscrolling menjadi mekanisme penanggulangan yang berhubungan dengan ketidakpastian dunia saat ini," kata Babita Spinelli seperti dikutip dari laman kesehatan dan kebugaran, Mindbodygreen.

Padahal, Spinelli menuturkan, doomscrolling berpotensi memperparah kondisi di tengah pandemi. Tetap memperbarui informasi mengenai Covid-19 memang penting, namun begitu tak kalah pentingnya untuk terhubung dengan keluarga dan kawan selama masa karantina.

Situs Joyscroll yang dibuat Dewan Pariwisata Islandia dibuat setelah melakukan studi mendalam untuk menemukan berapa banyak orang yang melakukan doomscrolling selama 2020.

Dilansir Lonely Planet, pengguna situs web dapat menelusuri feed (umpan) sepanjang 75 kaki dari pemandangan alam yang indah dan kutipan inspiratif, serta mendengarkan pertunjukan musik yang menyenangkan yang disajikan oleh bintang Islandia seperti Auður, Júníus Meyvant, Gugusar dan Ólafur Arnalds.

Dewan Pariwisata sampai pada angka ini karena penelitiannya menghitung bahwa setiap orang menggulirkan 74,47 kali laman utama media sosial mereka setiap hari.

"Kami berharap konten kami akan menawarkan bujukan yang baik dan membawa senyum ke dunia.Semoga dalam waktu dekat masyarakat bisa menikmatinya," kata Sigríður Dögg Guðmundsdóttir, Kepala Visit Iceland.

Bagaimana menghindari doomscrolling?

Pandemi Covid-19, berita tentang diskriminasi rasial atau kasus kekerasan seksual dan segala ketidakpastian wabah membuat kondisi kian sulit untuk memilih antara tetap mendapat informasi atau justru doomscrolling.

Spinelli menemukan cara lain guna memastikan Anda tetap sadar akan segala masalah belakangan tapi tanpa mengorbankan kesehatan mental.

"Menjadi sadar, terdidik dan berkontribusi dengan cara Anda sendiri untuk memerangi ketidakadilan rasial dan sosial tidak diragukan lagi, itu penting. Namun kami perlu menggunakan mekanisme lain agar Anda terhindar dari doomscrolling berlebih," kata dia.

Berikut tips menghindari doomscrolling menurut Babita Spinelli.

- Daripada menelusuri media sosial tanpa tujuan, Anda bisa membaca buletin, majalah atau surat kabar yang Anda terima melalui email.

- Ketika Anda sudah menemukan sejumlah sumber berita maka minimalkan waktu membaca, hindari melanjutkan penelusuran ke situs lain.

- Untuk mendapat informasi lengkap tentang masalah saat ini, Anda bisa berpastisipasi dengan diskusi online dengan kawan lain.

- Sebagai penggantidoomscrolling, Anda dapat mendengarkan podcast atau membaca buku tentang tema yang ingin Anda cari.

- Luangkan waktu, secara fisik maupun virtual, untuk menjadi relawan pada isu yang ingin Anda ketahui atau fokuskan tersebut. Atau Anda juga bisa terlibat dalam donasi dan dukungan lain.

(din/evn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER