Pelatihan fisik dan puluhan ribu dolar hanyalah beberapa hal yang dibutuhkan para pencari petualangan untuk menaklukkan Gunung Everest. Para ahli mengatakan dibutuhkan usaha ekstra untuk bisa menjejak gunung tertinggi di dunia itu.
Ratusan petualang dari seluruh dunia melakukan perjalanan ke Himalaya setiap tahun, bermimpi mencapai puncak Everest yang setinggi 8.849 mdpl.
Mereka menghabiskan waktu berminggu-minggu untuk menyiapkan perlengkapan, menyesuaikan diri dengan ketinggian, dan berpasrah diri menunggu cuaca cerah.
Mengutip dari CNN Travel, berikut sejumlah persiapan untuk mendaki Gunung Everest:
Kapan waktu terbaik untuk mendaki Everest?
Kebanyakan pendaki gunung berusaha untuk mendaki puncak tertinggi di dunia itu pada bulan Mei.
Ada jeda waktu singkat - biasanya setelah 15 Mei - ketika suhu lebih hangat dan angin di ketinggian yang dikenal sebagai jet stream aliran jet telah menjauh dari pegunungan.
Waktu tersebut juga tepat sebelum musim hujan. Para pendaki biasanya berusaha menghindari Everest saat musim hujan, karena dapat membuat kondisi jalan setapak menjadi licin dan berbahaya.
"Pertengahan Mei adalah waktu di mana Anda memiliki kesempatan tertinggi untuk mencapai puncak," kata Dale Remsberg, direktur teknis American Mountain Guides Association.
Memiliki cuaca yang baik sangat penting bagi pendaki. Remsberg mengatakan pendaki - bahkan sherpa, tidak akan nekat mendaki ke puncak tanpa kondisi cuaca yang tepat.
Banyak yang menghabiskan waktu berminggu-minggu di base camp hanya untuk menunggu tanpa kepastian mereka bisa bisa mendaki ke puncak.
 Pendaki di area Namche Bazar. (Prakash MATHEMA / AFP) |
Dari mana pendakian dimulai?
Gunung Everest terletak tepat di perbatasan antara Nepal dan Tibet. Ada banyak kemungkinan rute, tetapi mayoritas pendaki Everest biasanya memilih antara dua - rute selatan di Nepal dan rute utara di Tibet.
Sebagian besar perusahaan trekking beroperasi di Nepal, karena pendakian di Tibet menjadi lebih mahal dan lebih lebih ketat dalam beberapa tahun terakhir.
Mereka yang mendaki di rute selatan terbang ke ibu kota Nepal, Kathmandu, lalu terbang ke desa Lukla, tempat para pelancong mulai mendaki ke base camp Everest.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mendaki Everest?
Kosongkan waktu sekitar dua bulan untuk mendaki Gunung Everest.
Gordon Janow, direktur program di Alpine Ascents International, sebuah agen perjalanan yang berbasis di Seattle, biasanya mengatur perjalanan para pendaki ke Himalaya pada akhir Maret dan tidak mengharapkan mereka pulang sampai akhir Mei.
Para pendaki, bersama dengan anggota staf agen perjalanan dan Sherpa, akan menghabiskan hampir dua minggu mendaki ke base camp Everest, yang berada di ketinggian sekitar 5.200 mdpl.
Mereka kemudian akan menghabiskan sekitar dua minggu untuk menyesuaikan diri dengan ketinggian dan menunggu kondisi cuaca yang baik sebelum melanjutkan perjalanan selama empat hari, mencapai base camp lain dan akhirnya naik ke puncak.
Sebelum menjejak Nepal atau Tibet, pendaki juga menghabiskan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk merencanakan perjalanannya.
Janow mengatakan bahwa perusahannya hanya membawa pendaki ke Everest yang minimal pernah menjejak satu atau dua gunung di dunia.
 Pendaki di area Phakding. (Prakash MATHEMA / AFP) |
Berapa biayanya?
Mendaki Gunung Everest bisa jadi lebih mahal daripada membeli mobil baru. Pendaki dapat membayar mulai dari US$35 ribu (sekitar Rp495 ribu) hingga lebih dari US$100 ribu (sekitar Rp1,4 miliar) per orang.
Biayanya termasuk US$11 ribu (sekitar Rp155 juta) untuk izin pendakian dari pemerintah Nepal atau Tibet, tabung oksigen, dan perlengkapan bertahan hidup di ketinggian yang mencakup tenda, kantong tidur, dan sepatu bot.
Biaya itu juga mencakup perawatan medis, makanan dan bayaran untuk Sherpa, yang wajib dipenuhi untuk setiap pendaki asing.
Adakah yang mengatur berapa banyak pendaki yang bisa melakukan pendakian? Ada, tetapi hingga saat ini tidak ada batasan mengenai jumlahnya.
Sebanyak 381 izin pendakian dikeluarkan Nepal sepanjang tahun 2019, sembilan izin lebih banyak dari yang dikeluarkan pada tahun 2017, menurut Danduraj Ghimire, direktur jenderal Departemen Pariwisata Nepal.
Tetapi Alan Arnette, yang telah mendaki Everest empat kali, mengatakan bahwa pendakian dari sisi Nepal sangat ramai.
Dia percaya bahwa sekitar 800 orang bisa melakukan perjalanan karena setiap pendaki asing mendaki bersama Sherpa.
Sementara banyak agen perjalanan yang menyortir klien dari pengalaman mendakinya, Nepal saat ini tidak memerlukan bukti pengalaman mendaki bagi calon pendaki Gunung Everest, kata Ghimire.
Dia mengatakan pihak berwenang sedang mempertimbangkan untuk mengubah aturan izin pendakian negaranya demi mengurangi kasus kecelakaan setiap tahunnya.