Jajanan Kaki Lima Singapura Jadi Warisan TakBenda UNESCO

CNN Indonesia
Senin, 21 Des 2020 07:27 WIB
Juru masak di pusat jajanan kaki lima di Singapura bergembira pada pekan ini setelah PBB mengakui budaya penjaja kali lima (hawker) mereka sebagai harta budaya.
Juru masak di pusat jajanan kaki lima di Singapura bergembira pada pekan ini setelah PBB mengakui budaya penjaja kali lima (hawker) mereka sebagai harta budaya. (ROSLAN RAHMAN / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Juru masak di pusat jajanan kaki lima di Singapura bergembira pada pekan ini setelah PBB mengakui budaya penjaja kali lima (hawker) mereka sebagai harta budaya.

Mengutip AFP, UNESCO menyetujui permintaan negara tersebut untuk memasukkan makanan kaki lima ke dalam daftar warisan budaya takbenda. Ini juga termasuk yoga, kaligrafi China, dan flamenco.

"Dulu menjadi penjaja adalah pekerjaan yang diremehkan, dianggap sebagai bisnis pengemis," kata Ng Kok Hua, yang menjual makanan gorengan tradisional dari warung kecilnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dan sekarang tidak, sekarang budaya jajanan di Singapura diakui secara global."

Kota-negara bagian ini penuh dengan pujasera terbuka tempat penjual menyajikan hidangan lezat - dan murah -.

Dalam situsnya, UNESCO mencatat bahwa keragaman populasi etnis Tionghoa, Melayu, India, dan ras lain di Singapura menginspirasi kreasi kuliner para pedagang kaki lima.

"Banyak (pedagang asongan) mengkhususkan diri pada hidangan tertentu, disempurnakan selama bertahun-tahun, dan menyebarkan resep, pengetahuan dan keterampilan mereka kepada anggota keluarga yang lebih muda atau peserta magang," tambahnya.

Humphrey Lim, seorang warga Singapura yang menikmati makan siangnya di pusat makanan, setuju.

"Bagi orang Singapura, tempat ini sebenarnya memiliki nilai lebih daripada Botanic Gardens (situs UNESCO di Singapura) karena kebanyakan orang Singapura datang ke sini setiap hari atau setiap minggu untuk menyantap makanan."

Mendapatkan pengakuan itu "merupakan perjalanan yang panjang tapi bermanfaat", tulis Perdana Menteri Lee Hsien Loong di Facebook pada hari Rabu.

"Terima kasih sebesar-besarnya harus diberikan kepada generasi pedagang asongan karena telah menyehatkan perut dan jiwa bangsa."

Hal ini sempat menyebabkan konflik antar Singapura dan Malaysia di tahun lalu. Pencalonan pedagang kaki lima ke UNESCO ini disebut memicu kemarahan Malayasia. Malaysia mengklaim bahwa mereka juga memiliki penjual makanan kaki lima yang serupa dengan Singapura. Malaysia mengklaim kalau miliknya jauh lebih unggul dibanding Singapura.

(chs)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER