6 Screening Pra-Nikah Agar Punya Anak Sehat dan Cerdas

CNN Indonesia
Kamis, 24 Des 2020 07:54 WIB
Pemeriksaan kesehatan sebelum menikah (pre-marital check up) memang penting dilakukan untuk memiliki anak yang cerdas dan pintar.
Pemeriksaan kesehatan sebelum menikah (pre-marital check up) memang penting dilakukan untuk memiliki anak yang cerdas dan pintar. ( Istockphoto/ipopba)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemeriksaan kesehatan sebelum menikah (pre-marital check up) memang penting dilakukan. Bukan sekadar untuk mengetahui kondisi kesehatan calon pasangan, tapi juga untuk memiliki anak yang sehat dan cerdas -sebagai tujuan jangka panjangnya.-

Tes ini menjadi persiapan penting yang dilakukan sebelum menikah untuk mengetahui kondisi kedua pasangan yang ingin memiliki momongan.

Dokter Spesialis Anak - Konsultan Perinatologi, Prof. Dr. dr.Rinawati Rohsiswatmo, Sp.A(K) dari RSUPNDr.CiptoMangunkusumo, mengatakan bahwa screening pranikah bagus untuk mencegah berbagai penyakit pada calon bayi. Melalui pemeriksaan ini, kita juga bisa mengetahui seberapa besar masalah kesehatan pada wanita yang ingin hamil.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setiap ayah dan ibu yang sehat akan melahirkan bayi yang sehat. Jadi si bayi ini akan mengikuti orang tuanya. Ayo calon ibu, kita lakukanscreening pranikah, karena ini berpengaruh besar terhadap anak-anak ungguldi masa datang," kata Rina.

Sayangnya, kesadaran untuk melakukan screening pranikah masih rendah di Indonesia, kurang dari 10 persen saja.

6 Jenis Screening Pranikah yang bisa dilakukan:

1. Pemeriksaan fisis dan laboratorium sederhana
Pemeriksaan ini mencakup berat badan, tekanan darah, gula darah, dan darah Perifer lengkap. Pemeriksaan darah Perifer lengkap untuk mengetahui kadar sel darah merah, hemoglobin (Hb), sel darah putih, dan Trombosit.

"Pada pemeriksaan Hb harus hati-hati dengan anemia. Sekitar 45 persen ibu hamil itu anemia atau kurang sel darah merah. Kalau Hb kurang, oksigen yang beredar di tubuh tidak akan sampai ke target organ," ujarnya.

2. Pemeriksaan ke arah pembawa sifat (carrier) thalassemia
Kedua calon pengantin harus memeriksa kesehatan sebagai kemungkinan carrier atau pembawa sifat thalassemia. Jika memiliki gen pembawa sifat, kita bisa berisiko melahirkan anak dengan thalassemia atau kelainan darah yang diturunkan dari orangtua.

3. Pemeriksaan kadar D3
Setidaknya,lebih dari 95 persen ibu hamil dan wanita subur memiliki kadar vitamin D yang rendah. Vitamin D3 bisa didapatkan dari sinar matahari.

"Di permukaan kulit kita ada pro-vitamin D3 yang akan aktif jika terkena sinar UV B dari matahari. Kadar D3 ini bisa meningkatkan kekebalan tubuh dan baik untuk kesehatan tulang, gigi, dan otot." ujar Rina.

Ketika kadar vitamin D3 seorang wanita tidak baik, dia bisa melahirkan bayi dengan risiko alergi yang tinggi.

4. Pemeriksaan penyakit menular
Screening ini bisa membantu ibu mengetahui apakah dirinya tertular penyakit, seperti hepatitis B dan C, HIV/AIDS, atau sifilis. Pada ibu yang terinfeksi hepatitis B, 90 persen bayinya akan tertular setelah lahir. Bayi dari ibu yang memiliki hepatitis B juga harus diberikan imunoglobin dan vaksin segera setelah lahir.

5. Pemeriksaan TORCH
Screening ini penting dilakukan sebelum ibu memiliki anak. Infeksi TORCH (toksoplasmosis, rubella, cytomegalovirus, herpes simplex) dapat menular dari ibu ke anaknya pada masa kehamilan. Anak yang lahir dengan TORCH bisa mengalami sakit herpes dan kebutaan.

6. Pemeriksaan organ reproduksi
Pemeriksaan organ reproduksi perlu dilakukan kedua pasangan yang ingin memiliki anak.

KLIK DI SINI UNTUK ARTIKEL SELANJUTNYA

(chs)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER