SURAT DARI RANTAU

Hidup dalam Gempa dan Pandemi di Sudut Minimalis Tokyo

Muhammad Arief | CNN Indonesia
Minggu, 17 Jan 2021 13:13 WIB
Hidup nyaman di Tokyo harus "diganjar" dengan sewa rumah berukuran minimalis yang mahal serta gempa bumi kecil yang bisa terjadi setiap hari.
Suasana sepi di Tokyo, Jepang, selama pandemi virus Corona. (AP/Yu Nakajima)

Status darurat

Sebelum pandemi melanda, saya dan keluarga paling suka jalan-jalan ke area Harajuku dan Omotesando, karena banyak kafe dan tempat belanja. Tentu saja keramaianan di sana mendadak sepi selama pandemi.

Saya juga sering menghabiskan waktu di area Shinjuku, tepatnya di Kabukicho, yakni kawasan red light district terbesar di Jepang. Jangan salah, di tengah hingar bingar kehidupan malam di dalamnya, terdapat masjid Indonesia di sana, yakni Masjid Al-Ikhlas Kabukicho.

Kebetulan saya salah seorang pengurus masjid tersebut, dan merupakan tantangan tersendiri mengelola masjid di tengah kawasan yang kental akan hiburan malamnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lucu bila saya mengingat beberapa kali terdapat tamu di bawah pengaruh alkohol salah masuk ke masjid kami sambil berteriak-teriak.

Terkadang kami melaksanakan yasinan sambil diiringi musik keras dari kelab malam di samping masjid.

Kegiatan penulis Surat dari Rantau, Muhammad Arief, selama di Tokyo, JepangPenulis saat menjadi saksi penduduk Jepang yang masuk Islam di Masjid Al-Ikhlas Kabukicho. (Arsip Pribadi)

Namun kini keramaian itu perlahan menghilang karena adanya pembatasan jam malam bagi tempat hiburan malam, karena disinyalir merupakan salah satu pusat penyebaran kasus Corona tertinggi.

Belum lama ini pemerintah Jepang memberlakukan status darurat karena meningkatnya kasus harian virus Corona khususnya di Tokyo dan beberapa kota sekitarnya.

Di bulan ini, angka kasus positif harian di Tokyo pernah menembus 2.447 orang dan 7.882 orang untuk seluruh Jepang.

Meningkatnya kasus harian ini kemungkinan adalah imbas dari program go-to travel (program diskon traveling) pada bulan Juli 2020 yang dicanangkan oleh pemerintah Jepang dalam upaya menggairahkan lagi pariwisata dalam negeri, diikuti dengan mobilisasi cukup besar saat liburan akhir tahun.

Protokol kesehatan bukanlah hal yang baru bagi masyarakat Jepang yang memang sudah terbiasa dengan hidup bersih dan teratur. Budaya masker sudah ada dari dahulu di masyarakat Jepang bahkan sebelum pandemi. Hand sanitizer selalu tersedia di berbagai tempat.

Jika mereka merasa sakit maka mereka langsung memakai masker agar tetap pergi ke tempat sekolah atau kantor. Di masa pandemi ini saya melihat hampir 98 persen orang Jepang yang saya temui hampir pasti memakai masker. Hanya segelintir orang yang tidak memakai, itupun karena mereka berolahraga ataupun pekerja tempat hiburan malam.

Soal olimpiade juga menjadi "drama" tersendiri di sini. Menurut berita terakhir, mayoritas penduduk Jepang masih menolak untuk menggelar ajang olahraga empat tahunan tersebut, karena mereka masih belum yakin akan pandemi ini selesai atau tidak.

Hal ini berbanding terbalik dengan pemerintah yang bersikeras untuk mengadakan olimpiade, alasannya mungkin karena pemerintah Jepang telah mengeluarkan dana yangsangat besar untuk persiapannya.

Pemerintah Jepang juga menargetkan vaksin seluruh warga Jepang di bulan Juni 2021 karena akan dilaksanakannya olimpiade di bulan Juli 2021.

Persiapan merantau ke Jepang

Pembaca CNNIndonesia.com yang ingin merantau ke Jepang mulai bisa menyiapkan diri, dana, dan dokumen dari sekarang. Menurut saya negara ini sangat "Google-able" sehingga segala informasi untuk pendatang mudah dicari di internet.

Pelajari bahasa Jepang agar bisa lebih menggali informasi yang ada di sekitar lingkungan dan mengakrabkan diri dengan penduduk Jepang, karena mereka akan lebih menghargai apabila Anda bisa berbicara bahasa mereka.

Kami dari para awardee di Jepang telah membuat buku saku untuk memudahkan navigasi kehidupan di Jepang yang tautannya bisa dilihat di sini. Dan bagi yang ingin mencari informasi beasiswa, bisa melihat tautannya di sini.

Yang terakhir, taati peraturan yang ada karena penduduk Jepang itu sangat patuh terhadap peraturan yang ada.

[Gambas:Instagram]



---

Surat dari Rantau adalah rubrik terbaru di CNNIndonesia.com. Rubrik ini berupa "curahan hati" dari WNI yang sedang menetap di luar negeri. Bisa mengenai kisah keseharian, pengalaman wisata, sampai pandangan atas isu sosial yang sedang terjadi di negara yang ditinggali. Tulisan yang dikirim minimal 1.000 kata dan dilengkapi minimal tiga foto berkualitas baik yang berhubungan dengan cerita. Jika Anda ingin mengirimkan cerita, sila hubungi [email protected]

 

[Gambas:Youtube]





(ard)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER