Sebagian orang, mungkin pernah merasakan nyeri di bagian leher dan pinggang saat bangun tidur dan menduga hal tersebut akibat 'salah bantal'. Selain membuat Anda tak nyaman beraktivitas, masalah tersebut ternyata juga bisa menimbulkan masalah fatal.
Spesialis penyakit dalam-reumatologi, Laniyati Hamijoyo, bercerita bahwa pasien kerap datang padanya dengan keluhan 'salah bantal'. Pasien merasakan nyeri di area leher juga pinggang saat bangun tidur. Ada pula yang datang dengan keluhan pinggang dan bokong sakit akibat duduk lama.
Namun, dia kemudian mengungkapkan bahwa rasa nyeri itu tak melulu akibat salah bantal atau duduk lama. Menurutnya, ada kemungkinan itu termasuk nyeri pinggang inflamasi yang mengarah pada Axial Spondyloarthritis (axSpA), karena gejala cukup yang mirip.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nyeri pinggang inflamasi ini autoimun. Orang itu ada genetik tertentu sehingga bisa mengalami inflamasi ini. Jadi tidak selalu orang yang duduk lama di depan laptop akan jadi Axial Spondyloarthritis," kata Lani dalam kesempatan webinar bersama Novartis, beberapa waktu lalu.
Dia menjelaskan pasien kerap abai dengan keluhan nyeri karena cukup dengan bergerak sedikit atau berolahraga, rasa nyeri hilang.
Dokter pun cukup sulit menentukan diagnosis sebab belum ada laboratorium spesifik untuk kebutuhan ini. Pemeriksaan laboratorium tidak memiliki 'marker' khusus untuk menandai penyakit ini.
Kemudian, pengecekan dengan X-ray juga baru bisa terdeteksi 6-10 tahun setelah gejala. Kalau sudah begini, Lani lantas memperingatkan untuk berhati-hati dan mendorong masyarakat agar mengenali ciri atau gejala axSpA sejak dini.
1. Rasa nyeri memburuk saat istirahat dan terasa lebih baik saat beraktivitas atau bergerak.
2. Pinggang pegal atau kaku saat bangun tidur.
3. Rasa nyeri timbul perlahan dan tanpa sebab, tidak memiliki trauma sebelumnya.
4. Muncul di usia kurang dari 45 tahun atau di usia produktif.
5. Obat pereda nyeri bekerja dengan baik tetapi saat obat setop, rasa nyeri timbul kembali.
6. Terdapat gejala penyerta antara lain, uveitis (mata memerah akibat peradangan pada lapisan tengah mata/uvea), diare kronis, cutaneous disease (masalah pada kulit termasuk psoriasis), nyeri tumit, arthritis (nyeri sendi), dactylitis (radang jari tangan atau kaki), enthesitis (sakit tumit bagian belakang).
"Ini juga bisa terjadi pada anak. Ciri-cirinya mata merah, nyeri sendi dan pinggang, bengkak pada lengan dan kaki," kata dokter yang juga tergabung di Divisi Reumatologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, RS Hasan Sadikin Bandung.
Lani menyarankan untuk segera konsultasi dengan dokter saat nyeri pinggang lebih dari 3 bulan. Kemudian rasa nyeri awal muncul di usia kurang dari 45 tahun. Diagnosis dini bertujuan agar produktivitas tidak terganggu dan mencegah kecacatan di usia muda.
Dokter biasanya akan memberikan terapi obat berupa obat antiinflamasi no steroid, disease modifiying antirheumatic drugs (DMARDs), juga obat biologi (zat aktif yang diperoleh dari sel hidup).
Lihat juga:5 Cara Mencegah Nyeri pada Persendian |
Obat-obatan akan membantu pasien mengendalikan peradangan demi menjaga kualitas hidup.
"Ada pasien saya merasa tubuh kaku di mana-mana. Susah bungkuk cuma buat ambil kertas. Sebenarnya kalau dikenali lebih cepat, kalau ini inflamasi, terapi dengan tepat, bisa menghindari kecacatan," ujarnya.
(els/agn)