Gangguan pencernaan seperti maag, GERD, dan diare dapat menjadi salah satu gejala Covid-19. Namun, tak semua gangguan pencernaan merupakan gejala infeksi Covid-19. Terdapat sejumlah perbedaan gejala gangguan pencernaan biasa dengan Covid-19.
Profesor dan ahli penyakit dalam Abdul Aziz Rani menjelaskan gejala gangguan pencernaan pada Covid-19 muncul karena virus dapat mempengaruhi saluran pencernaan.
"Memang Covid-19 itu bisa mempengaruhi saluran pencernaan karena ada reseptor virus di sana yang menyebabkan reaksi inflamasi atau radang. Bisa mengenai lambung atau usus," kata Abdul dalam webinar Kalbe, Kamis (18/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perbedaan utama gejala gangguan pencernaan biasa dengan gejala Covid-19 dapat diketahui dari ada atau tidaknya gejala penyerta yang khas.
Pada gejala gangguan pencernaan biasa umumnya tidak diikuti gejala penyerta Covid-19. Misalnya, hanya maag saja, atau diare saja. Sedangkan pada Covid-19, gejala gangguan pencernaan diikuti dengan gejala lain seperti demam, batuk, sesak napas, hilang penciuman, dan sebagainya.
"Pada Covid-19 itu bisa menimbulkan gejala cukup banyak, misalnya ada mual, muntah, diare, anoreksia atau hilang nafsu makan. Ini terbukti dari penelitian di RSCM," kata dokter spesialis penyakit dalam Rabbinu R Pribadi.
Rabbinu mengungkapkan penelitian di RSCM menunjukkan pasien Covid-19 dengan gejala gangguan pencernaan dan gejala saluran pernapasan mencapai 19,4 persen.
"Ini concurrent (bersamaan). Artinya, orang sakit saluran cerna plus gejala saluran napas, munculnya bersamaan," kata Rabbinu.
Studi ini juga mendapat hanya 1 persen saja pasien Covid-19 yang mengalami gangguan pencernaan yang tidak diikuti dengan gejala pada saluran pernapasan.
Untuk memastikan keberadaan Covid-19, Rabbinu menyarankan agar setiap orang dengan gejala gangguan pencernaan yang disertai dengan gejala saluran pernapasan untuk memeriksakan ke dokter, melakukan tes swab PCR, dan mengecek saturasi oksigen untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
(ptj/chs)