Kondisi tubuh sehat
Kondisi fisik jelas harus fit. Tidak ada toleransi untuk Anda yang demam, sakit kepala atau sakit lain mengingat perjalanan cukup jauh dan medan berat apalagi untuk tingkat middle dan advance.
Di samping itu, Edo menyarankan untuk tidak melakukan trekking mendadak. Jika memilih tingkat middle atau advance, disarankan untuk olahraga setidaknya 3 hari sebelum hari H trekking. Anda bisa melakukan olahraga sederhana berupa peregangan (stretching) atau jogging.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Celana panjang bukan jin
Kenakan celana panjang, disarankan celana trekking atau celana untuk naik gunung. Hindari mengenakan celana berbahan denim atau jin. Celana jin justru bisa mengganggu perjalanan karena cukup berat, meningkatkan risiko lecet di kulit karena gesekan, kemudian saat udara dingin tubuh makin dingin.
"Celana panjang kalau bisa bagian bawah lebar dan bahan agak melar, jadi kalau lutut kenapa-kenapa mudah digulung," imbuhnya.
Sepatu trekking atau sepatu gunung
Sepatu jadi kebutuhan mendasar karena peserta akan mengandalkan kaki untuk melakukan perjalanan. Pilihan sepatu pun disarankan sepatu khusus trekking atau naik gunung. Untuk tingkat basic, sandal gunung masih memungkinkan dipakai.
"Kenapa sepatu? Semua bagian kaki terlindungi. Kita enggak tahu kalau ada batu pecah karena dilihat enggak bahaya, tapi begitu diinjak bisa ada risiko goresan, lalu sepatu juga melindungi dari tanaman berduri, putri malu," jelas Edo.
Trekking pole
Trekking pole bakal jadi pegangan selama perjalanan. Tongkat didesain untuk membantu menstabilkan langkah, mengecek jalur atau memastikan permukaan aman dilalui, juga membuka jalan saat melintasi semak atau ilalang.
Trekking pole biasanya disediakan oleh operator trekking. Jika tidak ada, tongkat bambu atau rotan pun jadi.
"Saat hujan dan enggak ada tempat istirahat, trekking pole bisa dimanfaatkan bersama ponco buat tempat berteduh," katanya.
Jas hujan
Kondisi musim hujan, Anda wajib membawa jas hujan atau ponco. Pastikan jas hujan atau ponco cukup lebar untuk melindungi tubuh sekaligus barang bawaan.
Air minum dan camilan
Disarankan untuk membawa air minum dengan botol yang bisa dipakai berulang. Langkah ini bakal mengurangi sampah sekaligus bisa diisi ulang dengan air dari sumber mata air terdekat.
Kemudian camilan sangat disarankan untuk bekal terutama saat trekking di hari kerja. Pasalnya warung-warung di sekitar lokasi wisata atau jalur trekking kebanyakan buka di akhir pekan. Edo menyarankan untuk membawa camilan berupa cokelat atau pisang.
Lotion antinyamuk dan tabir surya
Hutan rakyat, perkebunan, jalan setapak dengan dinding semak belukar, jadi area-area yang umum dilalui saat trekking.
Untuk memberikan perlindungan dari nyamuk atau serangga, disarankan untuk membawa krim atau lotion antinyamuk. Jangan lupa membawa tabir surya agar kulit terlindung dari sinat ultraviolet.
Edo memberikan beberapa catatan penting di hari H trekking. Musim hujan sangat memungkinkan turun hujan saat trekking. Mungkin Anda sudah bersiap dengan jas hujan, tetapi disarankan untuk setop sementara jika ada petir. Risiko tersambar cukup tinggi apalagi jika berada di area terbuka.
Kemudian kebiasaan tidak sarapan jangan sampai jadi alasan Anda tidak sarapan sebelum perjalanan. Perut wajib terisi meski hanya sedikit. Sarapan atau makan berat maksimal 1 jam sebelum berangkat sehingga tubuh punya waktu untuk mencerna makanan dan menghindari kram perut.
Lihat juga:INFOGRAFIS: Tips Main Drone di Tempat Wisata |