Berbeda dengan baby blues dan depresi, gangguan cemas didominasi dengan rasa cemas, sulit konsentrasi, semua hal dikhawatirkan. Gangguan cemas bisa berlangsung lama hingga hitungan tahun.
Perlu tindakan penanganan agar gangguan cemas tidak sampai mengganggu fungsi hidup sehari-hari. Fungsi hidup sehari-hari artinya, perempuan tetap bisa berperan sebagai ibu, istri sekaligus orang yang bekerja jika memang seorang ibu pekerja.
Sementara itu, Daniella berkata kehamilan dan persalinan di masa pandemi tinggi risiko depresi dan gangguan cemas. Ibu harus beradaptasi dengan perubahan mulai dari perubahan fisik, perubahan peran menjadi ibu juga situasi pandemi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mengatasi perubahan mood, stres agar tidak menjurus pada depresi dan gangguan cemas, Daniella memberikan rumus sederhana, P-A-H-A.
Penerimaan. Perempuan menerima status baru sebagai ibu. Wajar jika merasa bingung di awal sebab dulu tidak pernah diajari mengurus anak ditambah kekhawatiran selama masa pandemi.
"Ibu menerima dan hidup saat ini, live int this moment. Pikirin dulu yang saat ini. Momen ini enggak akan datang kedua kalinya," katanya.
Adaptasi bukal hal yang mudah dan perlu waktu. Menurut riset, ibu memerlukan waktu 4-5 bulan untuk adaptasi dengan status baru sebagai ibu.
Daniella berkata ibu perlu lebih fleksibel dan tidak terlalu memaksakan kehidupan seperti dulu saat masih belum memiliki anak agar proses adaptasi jadi lebih mudah.
Saat cemas, khawatir, sebaiknya hindari segala hal yang membuat perasaan-perasaan ini makin kuat.
Menurut dia, media sosial terbilang paling gawat sebab bisa 'menjebak' ibu dalam perasaan stres, cemas, terus membandingkan diri dengan orang lain.
Akses media sosial bisa dibatasi dan hindari akun-akun yang bikin tidak bahagia. Ada baiknya mengakses akun-akun bertema parenting atau kesehatan anak.
Alihkan. Ibu bukan robot yang tidak boleh merasakan sedih. Agar tidak berlarut dan mengganggu fungsi sehari-hari, alihkan dengan melakukan self care.
Self care atau memberikan perhatian untuk diri sendiri bisa berbentuk menulis jurnal, olahraga, mengobrol dengan komunitas ibu.
"Mengurus diri sendiri itu tidak egois. Kita bisa jaga diri, maka nanti bisa jaga orang lain," imbuhnya.
(els/agn)