Jeda waktu alias jarak waktu antara suntikan vaksin covid-19 dosis pertama dengan dosis kedua dalam program vaksinasi Covid-19 diperpanjang menjadi 0-28 hari dari sebelumnya 0-14 hari.
Kini orang dengan usia 18-59 tahun yang telah disuntik dosis pertama vaksin Covid-19 harus menunggu 28 hari untuk mendapat suntikan kedua. Hal yang sama juga berlaku untuk kelompok lansia.
Ahli Alergi dan Imunologi Dokter Iris Rengganis mengatakan, perubahan masa interval dalam program vaksinasi Covid-19 menjadi 28 hari telah berdasarkan hasil studi. Dalam studi tersebut ditemukan antibodi yang terbentuk jika interval vaksinasi Covid-19 menjadi 0-28 akan lebih protektif dan optimal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya jadi lebih optimal dan protektif pembentukan antibodinya kalau 0-28, lebih pas. Ternyata tidak berbeda bermakna interval 0-14 atau 0-28 itu, perbedaannya cuman sedikit ya, makanya kita samakan saja jadi 0-28," kata Iris saat dihubungi, Selasa (23/3).
Iris menjelaskan, masa interval vaksinasi Covid-19 sebetulnya tidak terlalu berpengaruh pada pembentukan antibodi. Hanya saja, masa interval yang lebih lama dapat memberikan perlindungan lebih optimal pada kelompok umur lansia. Sementara pada kelompok usia 18-59 tahun, tidak ada perbedaan signifikan baik jika diberikan vaksin dalam interval 0-14 hari maupun 0-28 hari.
Sehingga untuk memudahkan program vaksinasi, maka masa interval vaksinasi Covid-19 dipukul rata menjadi 0-28 hari baik untuk lansia dan non-lansia.
Ia juga menjelaskan ada masa waktu tambahan 7-14 hari jika penerima vaksin dosis kedua tidak bisa hadir atau kondisinya tidak memungkinkan untuk mendapat dual dose.
"Untuk pembentukan antibodi tidak terlalu banyak berpengaruh, telat 2 minggu juga gapapa, antibodinya tetap terbentuk. Dosis kedua ini kan lebih kepada dosis penguat supaya didapatkan antibodi yang lebih optimal, karena kalau pertama dia sudah ada antibodi belum yang protektif, kita kan pinginnya yang protektif," jelasnya.
"Cuman yang paling bagus kalau tepat waktu," sambung Iris.
Pendapat serupa juga disampaikan Ahli Biologi Molekuler dan Vaksinolog Ines Atmosukarto. Menurutnya pemberian dosis kedua dengan interval vaksinasi 0-28 hari bisa memberikan perlindungan optimal dari virus corona.
Ines menjelaskan, tujuan vaksin adalah untuk menginduksi memori sel darah putih sel T dan sel B. Sel T bertugas untuk membunuh sel tubuh yang terinfeksi oleh virus, sedangkan sel T membuat protein antibodi melalui reaksi germinal dalam tubuh.
"Sel T membutuhkan waktu mingguan untuk terbentuk, dan sel B harus melewati reaksi germinal, dan itu butuh waktu, karena itu kalau kita menginginkan respons yang tinggi maka memperpanjang waktu antara dosis pertama dan kedua diketahui lebih menimbulkan efek positif," jelas Ines.
Namun ia mengingatkan, tetap ada resiko penularan selama masa tunggu 28 hari tersebut. Untuk mencegahnya penerapan protokol kesehatan 5M dari mencuci tangan, memakai masker, sampai mengurangi mobilitas sangat dianjurkan.
"Dengan masa interval lebih panjang, lebih protektif terhadap virus setelah suntikan kedua, tapi risiko tertular juga lebih tinggi karena dalam masa tunggu 28 hari itu ada resiko penularan sehingga harus patuh protokol kesehatan," kata Ines.
(mel/chs)