Studi: Obat Diabetes Bantu Meluruhkan Lemak Perut

CNN Indonesia
Selasa, 23 Mar 2021 07:30 WIB
Studi terbaru menemukan, obat diabetes segmalutide dapat membantu meluruhkan lemak perut dan menurunkan berat badan.
Ilustrasi. Studi terbaru menemukan, obat diabetes segmalutide dapat membantu meluruhkan lemak perut dan menurunkan berat badan. (Istockphoto/ Moussa81)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ada kabar baik bagi pengidap diabetes dan obesitas. Studi terbaru menemukan, obat diabetes semaglutide dapat membantu meluruhkan lemak perut.

Peneliti menginformasikan kabar tersebut dalam pertemuan tahunan Masyarakat Endokrinologi 2021 beberapa waktu lalu.

"Temuan kami menunjukkan bahwa semaglutide mampu membantu menurunkan berat badan dan berpotensi mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan stroke," ujar peneliti utama, Profesor John Widing, melansir Express.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Studi melibatkan sebanyak 1.961 orang dewasa dengan indeks massa tubuh (BMI) 27 atau lebih. BMI di atas 27 diklasifikasikan sebagai kelebihan berat badan.

Semua peserta umumnya memiliki satu kondisi kesehatan terkait berat badan, tapi bukan diabetes.

Peserta penelitian dibagi ke dalam dua kelompok. Kelompok pertama mendapatkan suntikan 2,4 miligram semaglitude setiap sekali dalam sepekan. Kelompok lainnya mendapatkan suntikan plasebo. Penyuntikan dilakukan selama 68 pekan.

Jelang akhir studi, peneliti kemudian mengukur kadar lemak peserta penelitian dengan dual-energy absorptiometry (DEXA) di area perut. Hasilnya, peserta yang mendapatkan obat diabetes segmalutide berhasil meluruhkan lemak perut dengan lebih baik.

Hasil studi yang dipublikasikan dalam The New England Journal of Medicine menunjukkan bahwa segmalutide membuat pasien kehilangan rata-rata 15 persen dari berat badan pada akhir percobaan.

Sementara kelompok yang mendapatkan plasebo kehilangan berat badan rata-rata 2,4 persen setelah setahun.

Semaglutide telah disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat untuk mengobati diabetes tipe-2 dengan dosis rendah 1 miligram per minggu.

Obat ini merupakan versi sintetis dari hormon glukagon-like peptide 1 (GLP1) yang terbentuk secara alami di dalam tubuh. Obat bekerja pada pusat nafsu makan di otak dan usus untuk menghasilkan perasaan kenyang.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER