Sebagai salah satu gunung berapi bawah laut paling aktif di Pasifik, Kavachi meletus setiap beberapa tahun.
Terletak di selatan Vangunu di Kepulauan Solomon, gunung berapi itu telah menciptakan pulau sementara setidaknya sembilan kali sejak 1939, letusan pertama yang tercatat.
Pulau terakhir yang diketahui terbentuk pada tahun 2002, tetapi terkikis oleh gelombang dalam waktu satu tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Letusan pada tahun 2004, 2007 dan 2014 gagal menghasilkan pulau Kavachi baru, tetapi para peneliti baru-baru ini membuat penemuan yang benar-benar luar biasa.
Kamera bawah air menunjukkan hiu, ikan pari, dan makhluk laut tak terduga lainnya yang berkembang biak di perairan asam yang mendidih di dalam dan sekitar gunung berapi yang terendam.
Badai ekstrem yang dipicu oleh El Niño di California pada musim semi 2016 menyebabkan penampakan aneh di Danau Pinto. Sebut saja kelahiran pulau yang memisahkan diri.
Separuh hektare lahan basah yang ditutupi dengan pepohonan dan rerumputan patah dan mengambang di tepian di danau seluas 120 hektare itu, menurut sebuah laporan di Santa Cruz Sentinel.
Pejabat bahkan menjuluki fenomena tersebut sebagai "Pulau Roomba yang terapung" dan para ahli lingkungan berharap akarnya akan membantu menyerap nutrisi dari pupuk yang menyebabkan banyak ganggang beracun di danau itu berkembang biak.
Untuk saat ini pulau misterius itu tampaknya telah terjepit di tepi sungai dan mungkin tetap di sana atau akhirnya membusuk.
Kawasan ini belum terbentuk sebagai pulau. Tapi gunung berapi bawah laut aktif yang disebut Loihi ini bisa menjadi bagian daratan baru berikutnya di Hawaii dalam beberapa milenium.
Gunung Laut Loihi terletak di dekat Pulau Besar Hawaii dan menjulang sekitar 3.000 meter dari dasar laut (lebih tinggi dari Gunung St. Helens, Washington, Amerika Serikat, sebelum meletus pada tahun 1980).
Seperti semua pulau di Hawaii, Loihi adalah gunung berapi "titik panas", artinya gunung berapi ini terbentuk oleh area dengan panas tinggi di bawah kerak bumi, bukan di sepanjang batas lempeng tektonik seperti gunung berapi lainnya.
Sementara masih 3.000 meter di bawah permukaan laut, aktivitas vulkanik reguler dan aliran lava baru perlahan-lahan membangun ketinggian Loihi dengan kecepatan sekitar sepersepuluh meter per tahunnya.